Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan pangan yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Mengkomsumsi pangan yang berkualitas baik dan bergizi tinggi, tidak hanya menjadikan tubuh sehat tetapi juga menggugah selera makan kita. Seringkali kita keliru mengartikan bahwa bahan makanan yang berkualitas baik serta bergizi tinggi, harganya mahal. Tentu saja pemahaman ini tidak benar, bahan pangan yang berkualitas juga umum kita jumpai yang berharga murah dan mudah didapat  contohnya, tahu-tempe, sayuran hijau, ikan segar seperti ikan lele, dll.
Ya, memang tidak bisa dipungkiri faktor seperti perubahan ekonomi, perubahan cuaca, ketersediaan pangan, jalur distribusi, Â dan event tertentu kadang mendorong harga beberapa bahan pangan menjadi lebih mahal dari biasanya. Contohnya menjelang hari besar seperti hari raya Lebaran seperti ini, harga bahan makanan seperti daging ayam, daging sapi naik sekitar 10 - 30%.
 Biasanya pemerintah menugaskan Badan Pemerintah seperti Menko Perekonomian, Menteri Perhubungan, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, dan badan terkait untuk mengendalikan harga bahan pangan tidak melonjak tajam menjelang hari raya seperti ini.  Salah satu Badan yang memiliki peran yang sangat strategis dalam  menjaga kestabilan bahan pangan di Indonesia adalah BULOG (Badan Urusan Logistik).Â
Badan Pemerintah yang berada di bawah naungan Kementerian BUMN ini menjalin kemitraan dalam negeri dan juga kemitraan on-farm  untuk mendukung kestabilan pangan. Kemitraan Dalam Negeri adalah perusahaan yang berbadan hukum, badan usaha atau usaha perseorangan dan Kelompok Tani atau Gabungan Kelompok Tani (Poktan/Gapoktan) yang memenuhi persyaratan untuk melakukan kerjasama pengadaan gabah/beras dan pangan lainnya.Â
Sedangkan kemitraan On-Farm  diselenggarakan dalam rangka kegiatan pengembangan usaha guna memberikan kontribusi bagi perusahaan dan mendukung kegiatan pelayanan publik serta mensukseskan Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi(GP3K) yang merupakan program kerja  Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional. Detail selengkapnya mengenai syarat administratif dan ketentuan mengenai kemitraan ini dapat dilihat disini.
Produk Bulog
Sebagai perusahaan BUMN selain tugas pokok menjaga kestabilan bahan pangan, Bulog dituntut untuk menghasilkan laba bagi negara Indonesia. Untuk itu BUMN melakukan kegiatan bisnis dengan beberapa kegiatan  antara lain pengelolaan komoditi  Beras, Gula, Kedelai,  Daging, Ikan, dan komoditi lainnya. Bulog mengeluarkan produk kemasan dengan merek dagang KITA seperti BerasKita, ManisKita, TeriguKita, DagingKita,dll. BerasKita dijual dalam kemasan 5 kg dengan harga yang berkisar antara Rp 54.500- Rp 60.000. Harga ini cukup bersaing dibandingkan dengan produk sejenis yang dijual dengan harga lebih mahal. Tentunya, dengan perbedaan harga seperti itu, masyarakat dapat menggunakan selisih harga untuk membeli bahan pangan lain.Â
Ada kabar gembira seputar produk BerasKita, pekan depan Bulog berencana mengeluarkan beras kemasan sachet ukuran 200 gr seharga Rp. 2.500.Untuk memastikan kualitas tetap terjaga dengan baik, beras ini dikemas dalam kemasan sachet yang tidak masuk udara, dan tidak ada kutu dengan daya simpan sampai setahun. Â Kabar gembiranya lagi, beras kemasan ini akan dipasok dari tiap daerah, sehingga bisa disesuaikan dengan lidah penikmatnya. Â
Beras kemasan sachet ini cukup untuk makan sekeluarga untuk sekali makan. Â Cukup ekonomis bukan ? Tidak hanya keluarga kecil, tetapi anak kost juga terbantu dengan beras kemasan ini, apalagi menjelang tanggal tua. Ini sesuai dengan tujuan Bulog yang ingin agar masyarakat dapat mengakses bahan pangan dengan murah, mudah, dan sehat.
Dengan membeli produk Bulog, kita tidak hanya membantu pemerintah untuk mengontrol harga komoditi pangan, tetapi juga ikut mendorong para petani nasional agar berday a secara ekonomi dikarenakan akan semakin banyak produk petani nasional yang akan terserap oleh pasar. Selain itu kita juga membantu pelaku usaha UMKM yang bekerjasama dengan Bulog tumbuh dan berkembang, sehingga menyerap tenaga kerja yang membuat perekonomian Indonesia mandiri. Karena selain sebagai negara maritim, Indonesia juga dikenal sebagai Negara Agraris yang hasil pangannya menyumbang pendapatan nasional.Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H