Yang katanya para pemimpin kita itu mewakili rakyat, tapi ko hanya kekayaan, ketenaran, kemewahan dan kesenangan saja yang diwakili. Kesejahteraan nya di bungkam. Begitulah tikus-tikus kantor kata romantis yang dilayangkan kepada mereka, manusia yang memiliki sifat binatang.
Lalu seperti apa sih selaras dengan alam ?
Selaras dengan alam maksudnya manusia merupakan makhluk sosial, yang artinya tidak dapat terlepas dari manusia lainnya dan saling membutuhkan.Â
Senada dengan yang disampaikan Aristoteles, menyebut dengan istilah Zoon Politicon, artinya manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain.
Sedangkan menurut Adam smith, ia merupakan seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern berpendapat bahwa manusia adalah sahabat bagi manusia lainnya, yang biasa kita kenal dengan istilah Homo Homini Socius.
Percuma rasanya kita tahu akan segalanya, layaknya google, namun tidak mengamalkan apa yang menjadi dasar ketahuan kita dan bahkan memutus hubungan dengan sesama manusia lainnya.Â
Sebaliknya juga, percuma apabila kita aktif di dunia maya ataupun nyata, apabila ucapan, komentar dan tindakan kita selalu dikuasai oleh emosi-emosi negatif, misalnya menyebarkan berita hoax, Sirik terhadap orang lain, dengki, marah-marah, iri hati dan lain sebagainya.
Yang dimaksud Henry Manampiring di dalam buku Filosofi Teras dengan judul sub bab selaras dengan alam, mengajarkan kepada kita semua untuk hidup rasional dan damai, bahkan terhadap orang yang menyebalkan sekalipun.
Dikarenakan manusia memiliki kelebihan dalam segi berfikir, sehingga ini dapat dimanfaatkan untuk menganalisis mana yang baik dan mana yang buruk, namun terkadang manusia selalu tergoda terhadap nafsu, kepuasaan dan kesenangan pribadinya saja, sehingga melupakan yang sebenarnya buruk sekalipun dilakukannya dengan riang gembira.
Nabi Muhammad SAW berpesan, "Apabila manusia mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berbagai macam kebaikan, maka hendaknya engkau mendekatkan dirimu kepada-Nya dengan akalmu."
Di tempat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada keuntungan bagi seseorang yang lebih besar daripada kemuliaan akal. Akal yang membimbing pemiliknya pada petunjuk dan melindungi dari kebinasaan." Maka, tidak mengherankan bila Islam merupakan agama yang mendorong umat manusia untuk mendayagunakan kemampuan akal.