Desa Srati mengadakan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah peternakan dengan baik. Kegiatan ini diprakarsai oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang mengembangkan inovasi pengelolaan limbah peternakan melalui proses fermentasi kotoran. Acara ini menekankan pentingnya menjaga lingkungan dengan mengelola limbah peternakan secara benar dan efektif.
Pengelolaan limbah ini dilakukan karena limbah kotoran hewan mencemari sungai, mengubah warna air dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal ini terjadi karena 90% kandang peternakan berada dekat bantaran sungai. Masyarakat bingung mengelola limbah sehingga mereka membuang semua limbah ke sungai.
KKNT inovasi di Srati menyadari permasalahan ini dan mengembangkan solusi dengan membuat limbah tersebut dapat digunakan kembali menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk pertanian dan juga bisa dikomersialkan.
Acara sosialisasi diadakan secara luring yang diikuti dengan demonstrasi langsung pembuatan pupuk organik dari limbah peternakan. Dalam kegiatan ini, dihadirkan pula teknologi amilase yang diperkenalkan oleh Kelompok Tani Ternak (KTT) dari desa setempat. Amilase adalah enzim yang membantu dalam proses fermentasi, mempercepat penguraian bahan organik sehingga menghasilkan pupuk yang lebih berkualitas. Dengan menggunakan teknologi EM4 dan amilase, para peternak di Desa Srati berhasil mengaplikasikan hasil pupuk yang telah disosialisasikan pada lahan pertanian mereka. Hasil dari penerapan ini menunjukkan peningkatan kualitas tanah dan hasil pertanian yang lebih baik, sekaligus mengurangi dampak negatif limbah peternakan terhadap lingkungan.
Kelompok Tani Ternak dan masyarakat sekitar diundang dalam acara ini untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengelola limbah peternakan dengan lebih baik. Diharapkan kegiatan inovatif ini dapat menyadarkan warga atau masyarakat umum agar tidak membuang sampah ke sungai. Pembuangan sampah sembarangan mencemari air sungai yang mengalir hingga ke tempat wisata pantai di Desa Srati, merusak keindahan dan kelestarian lingkungan sekitar. Keberhasilan Desa Srati dalam mengelola limbah peternakan melalui fermentasi merupakan langkah maju dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan pertanian yang lebih produktif.
"Harapannya program ini akan terus berlanjut hingga membentuk kemandirian warga serta desa, yang mana nantinya akan tercipta rantai training of trainer dalam transfer ilmu dalam masyarakat," jelas Joselino (11/07). Keberhasilan Desa Srati dalam mengelola limbah peternakan melalui fermentasi merupakan langkah maju dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan pertanian yang lebih produktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H