Mohon tunggu...
Ramadianto Machmud
Ramadianto Machmud Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalism

Email: ramadianto.machmud@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kenapa Mata Uang Rupiah Kalah oleh Mata Uang Asing?

3 Mei 2021   12:09 Diperbarui: 3 Mei 2021   12:17 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: nilai tukar mata uang rupiah kalah sama mata uang asing/bisnis.com, foto: Himawan L Nugraha

Tak heran, investasi asing terhadap barang baku dan barang setengah jadi, sangat subur di Indonesia. Finalnya, nilai barang jadi kita menjadi murah.

Akibatnya, nilai tukar rupiah melemah. Bukan tanpa sebab, semuanya sudah dihitung oleh perusahaan-perusahaan asing.

Ini menjadi pekerjaan yang paling penting. Bagaimana kita membantu pemerintah dalam mengupayakan pengurangan barang impor, bukan berhenti impor. Karena kita sangat sulit berhenti untuk impor.

Satu-satunya cara mendukung pemerintah ialah dengan memilah barang konsumsi, baik bahan baku, olahan, maupun barang jadi. Mulai dari sandang, pangan, papan, dan kebutuhan elektronik lainnya.

Sudah saatnya, pemerintah mengerakkan sektor usaha sekaligus mendukung pemasarannya. Di segala lini usaha. Tanpa terkecuali.

Bila perlu semua perusahaan asing harus mengekspor barang jadi, bukan bahan baku ataupun setengah jadi. Dengan demikian, nilai tukar rupiah dijamin akan menguat atas mata uang asing.

Tuk pelaku usaha dalam negeri, penting berinovasi. Mulai dari kebutuhan dasar hingga asesoris. Harganya pun harus sesuai. Paling tidak, harga bisa dijangkau.

Tak hanya itu, daya kreatifitas pelaku usaha juga harus konsisten. Dengan selalu menawarkan produk yang berkualitas, selain kuantitas yang diperhatikan.

Ini bisa menjadi landasan kita untuk bisa membantu mata uang rupiah sama nilai tukarnya dengan mata uang asing.

Soal lainnya, biar pemerintah yang atur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun