Mohon tunggu...
Ramadhani Pasuleri
Ramadhani Pasuleri Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Hai! Saya adalah mahasiswa semester 5 di UIN Malang, jurusan Teknik Informatika. Saya memiliki ketertarikan yang besar di bidang analisis data dan kecerdasan buatan. Saya suka mengeksplorasi data dan menciptakan model prediktif untuk menemukan pola tersembunyi. Di luar kegiatan akademik, saya hobi membaca novel fiksi ilmiah, menonton film dokumenter, dan mempelajari budaya asing. Sesekali, saya juga menulis puisi untuk mengekspresikan kreativitas saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Masa Depan Pendidikan: Teknologi 3D dalam Sistem Pembelajaran Jarak Jauh

5 September 2024   12:57 Diperbarui: 5 September 2024   13:00 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa Depan Pendidikan: Teknologi 3D dalam Sistem Pembelajaran Jarak Jauh


Dalam era digital saat ini, perkembangan teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk sektor pendidikan. Artikel "The 'Study Easy' Information System" yang ditulis oleh Taras Dyda, Nataliia Kunanets, Roman Vaskiv, Daniyar Dauletiya, Sergiy Chernov, Ludmila Chernova, dan Lubava Chernova, mengangkat isu yang sangat relevan mengenai perlunya sistem informasi yang dapat memfasilitasi pendidikan online secara lebih efektif. Studi ini menyoroti pentingnya penggunaan teknologi mutakhir, seperti WebRTC dan WebGL, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran jarak jauh. Menariknya, implementasi teknologi 3D dalam pendidikan online bukan hanya sebuah inovasi, tetapi juga solusi yang menjawab tantangan pembelajaran di tengah situasi krisis seperti perang di Ukraina. Menurut data dari UNESCO, lebih dari 1,6 miliar pelajar di seluruh dunia terdampak oleh penutupan sekolah selama pandemi COVID-19 (UNESCO, 2021), menegaskan kebutuhan akan solusi pendidikan yang dapat diakses dan efektif.

Sistem "Study Easy" yang dikembangkan ini memberikan contoh bagaimana teknologi 3D dapat digunakan untuk meningkatkan interaktivitas dan keterlibatan dalam proses belajar-mengajar, yang merupakan komponen kunci dalam efektivitas pendidikan online. Dengan fitur seperti pengelolaan kelas yang mudah dan pemantauan aktivitas yang efisien, sistem ini mampu menawarkan pengalaman belajar yang hampir setara dengan pendidikan tatap muka. Data menunjukkan bahwa keterlibatan siswa dalam pembelajaran online dapat meningkat sebesar 20-30% ketika elemen interaktif seperti visualisasi 3D dan simulasi diterapkan (Bersin, 2022). Namun, pertanyaannya adalah, apakah teknologi ini dapat diadopsi secara luas dan efektif di berbagai konteks pendidikan global? Apakah investasi dalam teknologi semacam ini sepadan dengan hasil yang diperoleh dalam jangka panjang? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi dasar untuk mengeksplorasi lebih lanjut potensi dan tantangan dari penerapan teknologi 3D dalam pendidikan online.

***

Penggunaan teknologi 3D dalam sistem informasi pendidikan, seperti yang diuraikan dalam artikel "The 'Study Easy' Information System," membawa berbagai keuntungan yang signifikan dalam pembelajaran online. Sistem ini tidak hanya menawarkan peningkatan interaktivitas, tetapi juga memungkinkan pembelajaran yang lebih mendalam melalui visualisasi yang lebih baik dan simulasi yang realistis. Dalam konteks pendidikan tinggi, misalnya, teknologi 3D dapat digunakan untuk mendemonstrasikan konsep-konsep kompleks yang sulit dijelaskan dengan kata-kata atau gambar dua dimensi. Menurut laporan dari World Economic Forum (2023), lebih dari 70% institusi pendidikan di seluruh dunia sedang menjajaki atau sudah menerapkan teknologi berbasis visualisasi tinggi untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Hal ini menunjukkan tren positif dalam adopsi teknologi inovatif di sektor pendidikan.

Salah satu fitur utama dari sistem "Study Easy" adalah kemampuannya untuk mengintegrasikan model 3D dalam materi pembelajaran, yang memungkinkan siswa dan guru untuk lebih terlibat dalam proses belajar-mengajar. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan elemen visual yang kaya, seperti grafik 3D, dapat meningkatkan retensi informasi hingga 60% dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional (Clark & Mayer, 2016). Lebih jauh lagi, fitur-fitur seperti pembuatan profil 3D untuk guru dan penggunaan model 3D untuk materi ajar tidak hanya meningkatkan daya tarik visual, tetapi juga membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan interaktif. Namun, penerapan teknologi ini membutuhkan infrastruktur yang memadai, seperti perangkat keras dengan kemampuan grafis yang tinggi dan koneksi internet yang stabil. Data dari International Telecommunication Union (2022) menunjukkan bahwa hanya 60% populasi dunia yang memiliki akses ke internet yang memadai, yang berarti bahwa penerapan teknologi ini masih menghadapi tantangan dalam hal aksesibilitas dan ketersediaan infrastruktur.

Di sisi lain, ada juga tantangan besar dalam hal biaya dan sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara sistem berbasis teknologi 3D ini. Menurut sebuah studi oleh McKinsey & Company (2023), investasi awal untuk mengembangkan platform pembelajaran online berbasis 3D dapat mencapai lebih dari $500.000, tergantung pada skala dan kompleksitas sistem. Selain itu, biaya operasional tahunan bisa mencapai 20-30% dari investasi awal. Angka ini bisa menjadi penghalang bagi institusi pendidikan, terutama yang berada di negara berkembang, untuk mengadopsi teknologi ini. Meskipun demikian, investasi ini dapat dianggap sepadan jika mempertimbangkan potensi manfaat jangka panjang, seperti peningkatan keterlibatan siswa, pembelajaran yang lebih efektif, dan kemampuan untuk menjangkau siswa di daerah terpencil.

Lebih jauh lagi, penelitian ini menyoroti pentingnya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pengembang teknologi, pendidik, dan pembuat kebijakan, untuk memastikan bahwa teknologi 3D ini dapat diterapkan secara efektif dan efisien di berbagai konteks pendidikan. Kolaborasi ini penting untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada, seperti kesenjangan digital dan ketidakmerataan akses terhadap teknologi. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi 3D dapat menjadi alat yang sangat kuat untuk memperluas akses ke pendidikan berkualitas tinggi di seluruh dunia, terutama di tengah situasi yang tidak menentu seperti pandemi global atau konflik regional.

***

Secara keseluruhan, artikel "The 'Study Easy' Information System" karya Taras Dyda dan rekan-rekannya menyoroti potensi besar teknologi 3D dalam mengubah lanskap pendidikan online. Penerapan teknologi ini menawarkan banyak manfaat, termasuk peningkatan keterlibatan siswa dan penyampaian materi yang lebih efektif. Namun, tantangan yang terkait dengan biaya, infrastruktur, dan aksesibilitas harus diatasi untuk memastikan bahwa manfaat ini dapat dirasakan secara merata di seluruh dunia. Sebagai pakar sistem informasi dan pengamat platform e-commerce B2B, saya melihat bahwa teknologi ini memiliki potensi untuk diadopsi lebih luas di berbagai sektor, tidak hanya dalam pendidikan tetapi juga dalam pelatihan korporat dan industri lain yang memerlukan simulasi realistik dan interaktivitas tinggi.

Dengan meningkatnya investasi dalam teknologi pendidikan dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pembelajaran digital yang efektif, masa depan pendidikan online tampak cerah. Namun, penting bagi para pemangku kepentingan untuk terus bekerja sama dalam mengatasi hambatan yang ada dan memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan cara yang inklusif dan berkelanjutan. Hanya dengan begitu, kita dapat benar-benar mewujudkan potensi penuh dari teknologi 3D dalam pendidikan online dan memberikan manfaat maksimal bagi semua peserta didik, di mana pun mereka berada.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun