Relawan pendukung Capres dan Cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang tergabung dalam "Aliansi Relawan Pemenangan Jokowi-Amin melawan siapa saja yang menghembuskan isu dugaan kecurangan Pemilu 2019. Mereka meminta tindakan ini dihentikan.Â
Aliansi yang terdiri dari Team 7 Jokowi Center Foundation, Forum Kajian Fitnah Akhir Jaman, Militan 34, Muslim Cyber Army, Sahabat Jokowi, Panca Tunggal-Banten, Jawara Dukung Jokowi (Wardjo) ini bahkan tidak main2. Mungkin terbiasa bagi2 amplop akhirnya sekarang mereka membagikan uang dalam jumlah fantastis.
Aliansi relawan itu pada 28 April lalu menjanjikan hadiah Rp 100 miliar bagi siapa saja yang dapat membuktikan kecurangan seperti yang ditudingkan kepada pasangan Capres 01 Jokowi-Amin.Â
Saat dikonfirmasi darimana dana itu diperoleh, Aliansi menyebut berasal dari 17 pengusaha muslim asal Indonesia. Namun waktu konferensi pers tidak ada bukti fisik ketersediaan uang. Sekedar buku deposit atau cek-giro pun nihil.
Pendukung Prabowo, Mustofa Nahrawardaya tertarik atas tantangan tersebut. Namun ada syaratnya. "Saya minta tunjukkan bukti uang itu ada, dimana, buat akta notaris sebagai penanda sah (sayembara).
Kamis 16 May 2019 lalu, Bawaslu telah memutuskan KPU bersalah atas:
1. Kesalahan prosedur input Situng KPU. 2.Ketidaktransparanan KPU mengungkap sumber dana Lembaga Quick Count.
BPN melaporkan KPU atas dugaan kecurangan input C1 yang diduga masif di 73.000 TPS dari 400.000 an sample yang diteliti. Juga lembaga QC yang diduga tidak netral atas kecurigaan hasil yang di release sebagai titipan penyandang dana.
Minimal dengan sah nya KPU bersalah dengan bukti PDF scan C1 bermasalah yang jumlahnya puluhan halaman, maka siapa sekarang yang menuduh Prabowo-Sandi hoax?
Sekarang kita tunggu aliansi itu, juga yang ngaku pengusaha muslim. Apakah:
