Mohon tunggu...
Ramadhan G.G
Ramadhan G.G Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

sederhana tapi rumit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat dari Hujan

17 Januari 2014   14:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:44 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(Dengan menyeru nama Tuhan
Yang Maha Pengasih
Yang Maha Penyayang)

bersama Cinta aku melayang-layang
dari awan yang basah terbebani debu-debu kesedihan
perjalanan panjang tanpa kompas
dari angin sayap burung-burung kecil aku terhempas

kubawa kidung, musim yang bernyanyi riang
bersama lantunan Ney, menyihir sepasang matamu
berputar-putarlah, nikmati jatuhku kehadapan wajahmu
rasakan pedihku sebagai Api yang teramat dingin
lalu Ingatlah
Ingatlah!
yang semestinya lidahmu ingat
hatimu ingat

selalu—melulu jangan salahkan Istana; mereka susah payah
membangun Cinta dengan jalannya
menyapu jalanan yang terkubur dedaunan
dan semampunya, mengubahnya menjadi emas
setiap pagi

inilah aku datang padamu
melayat wajah-wajahmu
bulir airku adalah ayat
ziarahku padamu tiap musimku

bersama Cinta aku melayang-layang
dari awan yang basah terbebani debu-debu kesedihan

(Maha Suci Tuhan
Dengan segala Ciptaan-Nya)

--------------------------------------

El Moccava, Kelapadua 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun