Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mantan Guru • S1 Bahasa dan Sastra Indonesia • Bergiat di Kembara Rimba dan Salam Semesta • Warga Gg. Mangga Garis Lurus

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Batu

5 Agustus 2018   15:55 Diperbarui: 5 Agustus 2018   16:12 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dari mimpi yang tak sengaja meledak.

Kerikil kecil yang luruh dari matanya

belum juga menghalus, meski telah berubah

menjadi jalan bercabang yang mengarah

ke segala penjuru. Aku tahu, itu jalan batu. 

Bukan, kataku, lalu terbang

sambil menangis batu. Jangan jatuh, batu! 

Aku membentangkan sayap

yang terbuat dari kabut pagi, tapi

belum sampai menembus langit-langit,

tubuhku meledak jadi bongkahan batu-batu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun