dari mimpi yang tak sengaja meledak.
Kerikil kecil yang luruh dari matanya
belum juga menghalus, meski telah berubah
menjadi jalan bercabang yang mengarah
ke segala penjuru. Aku tahu, itu jalan batu.Â
Bukan, kataku, lalu terbang
sambil menangis batu. Jangan jatuh, batu!Â
Aku membentangkan sayap
yang terbuat dari kabut pagi, tapi
belum sampai menembus langit-langit,
tubuhku meledak jadi bongkahan batu-batu,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!