Mohon tunggu...
Ramadhan Al Fatih
Ramadhan Al Fatih Mohon Tunggu... -

Syair Syiar : Ramadhan Al Fatih.\r\n\r\n;) http://syiar-syairku.mywapblog.com/ :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ruh Seni

14 Maret 2012   21:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:02 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mengagumi Mereka,

seperti ketika mataku melihat ladang-ladang gandum
dan rempah keberkahan.

Aku memang tak memiliki hati mereka,
namun merdu suaranya merasuki khayalanku dan cintanya bagaikan lampu-lampu yang memagari jalan pengetahuan.

Duka cita yang menghantamnya,
remuk menjadi sebuah kenikmatan.
Layaknya Utusan yang membagikan roti keberkahan
kemudian muncul letupan air pada gurun yang kering.

Mereka adalah Penyair,
makna dan keindahan yang terkandung dalam kekuatan serta kelemah lembutan cinta.

Jika air mata hanya sanggup menikam jiwa-jiwa yang patah hati,
namun buah karya mereka mampu melahirkan tangis pencerah keputus asaan dan membangkitkan beribu gelak tawa kelegaan.

Mereka adalah ruh Ilmu yang nilainya lebih panjang dari pada hidup itu sendiri.

Merekalah para seniman yang menyertai sayap-sayap kehidupan,
terbang
menyinggahi sangkar-sangkar lamunan
dan menembus ruang kasih gairah keindahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun