Mohon tunggu...
Muhammad Fadhillah Ramadhan
Muhammad Fadhillah Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Batik Sebagai Media Diplomasi Publik dalam Upaya Melestarikan Budaya Indonesia

21 Juni 2024   12:02 Diperbarui: 21 Juni 2024   12:16 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki potensi keberagaman budaya yang sangat tinggi. Keberagaman budaya tersebut telah dihasilkan dari adanya tingkat keberagaman masyarakat Indonesia yang memiliki latar belakang budaya dan juga identitas yng berbeda, yang mana dengan adanya kondisi ini mengakibatkan kebudayaan tersebut menjadi keunggulan tersendiri bagi Indonesia untuk dapat dilestarikan sebagai warisan budaya. Adapun salah satu bentuk warisan budaya tersebut dapat ditunjukan dengan adanya keberadaan batik Indonesia yang hingga saat ini menjadi identitas nasional yang harus dipertahankan. Selain sebagai bentuk warisan budaya dan identitas nasional yang harus dipertahankan, batik juga memiliki peran yang sangat penting sebagai upaya melakukan aktivitas diplomasi publik. Diplomasi publik merupakan sebuah aktivitas yang dijalankan dengan upaya Soft Power yang dilakukan dengan adanya keterlibatan masyarakat di dalamnya untuk membantu peran negara dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Selain itu, dengan adanya aktivitas diplomasi publik juga dapat menjadi upaya untuk memperkuat hubungan antar negara yang mana kerjasama yang telah terbentuk tidak hanya dari aspek ekonomi, keamanan, dan politik, saja. Melainkan juga kerjasma yang dilkaukan lebih lunak seperti melibatkan aspek budaya dan juga pendidikan yang dilakukan oleh sebuah negara (Jayanti et al., 2019).

Aktivitas diplomasi publik ini juga dapat diimplementasikan dengan adanya keberadaan batik Indonesia yang tidak hanya menjadi identitas nasional sebuah negara, melainkan juga dapat menjadi alat komunikasi Indonesia terhadap negara-negara mitra untuk memperkenalkan warisan budaya Indonesia di mancanegara. Kemampuan batik dapat menjadi sebuah aktivitas diplomasi publik ini dapat ditunjukan dengan adanya sebuah agenda G20 pada tahun 2022 dan juga KTT ASEAN 2023 di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang menjadikan masing-masing pemimpin dunia mengenakan batik ketika acara berlangsung (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, 2023). Dalam mengenakan pakaian batik tersebut, masing-masing representasi dari pemimpin dunia telah disorot oleh berbagai media internasional yang menjadikan kondisi ini dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk memperkenalkan warisan budaya Indonesia di mancanegara melalui pakaian batik yang dikenakan di forum internasional. Dengan adanya fenomena ini telah menunjukan bahwa Indonesia telah berhasil dalam melakukan aktivitas diplomasi melalui keberadaan batik yang dimiliki dikarenakan di setiap batik yang digunakan memiliki corak dan makna yang berbeda-beda. Dan makna tersebut tentunya menjelaskan terkait sejarah Indonesia melalui gambar yang telah disampaikan di batik tersebut.

Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan keberadaan batik di Indonesia, dikarenakan aktivitas diplomasi publik ini juga memfokuskan keterlibatan masyarakat internasional dalam membantu aktor negara, masyarakat lokal juga dapat terus dilibatkan untuk melestarikan batik dan juga memperkenalkan batik di mancanegara untuk dapat meningkatkan nilai-nilai Indonesia di mancanegara. Dikarenakan Indonesia memiliki tingkat latar belakang budaya yang sangat tinggi yang mengakibatkan warisan budaya ini harus dapat dipertahankan dengan baik untuk yang tidak hanya di museumkan saja, melainkan juga harus dapat dimaksimalkan untuk dapat menjadi aktivitas menjalankan proses diplomasi publik Indonesia bersama dengan negara-negara mitranya untuk dapat memastikan masyarakat internasional mengetahui sejarah Indonesia yang memiliki keunggulan yang luar biasa dikarenakan tingginya tingkat keberagaman yang dimiliki oleh masyarakatnya mulia dari bahasa, agama, suku, dan budaya.

Dan untuk dapat melestarikan warisan budaya Indonesia, melalui keberadaan batik yang telah dimiliki oleh Indonesia, potensi dan keunggulan tersebut tidaklah cukup apabila pakaian batik hanya dikenakan di dalam forum internasional dan juga berbagai kegiatan negara lainnya. Dikarenakan untuk melestarikan warisan budaya berupa batik sebagai strategi untuk memaksimalkan aktivitas diplomasi publik tersebut, masyarakat internasional juga dapat terlibat dan berpartisipasi aktif untuk terus mempromosikan batik Indonesia. Terlebih masuknya era globalisasi saat ini telah menjadikan penggunaan teknologi telah digunakan secara maksimal oleh kelompok masyarakat di berbagai negara. Dan dengan adanya kemampuan teknologi ini dapat dimaksimalkan oleh masyarakat Indonesia dalam meningkatkan kesadaran untuk terus melestarikan warisan budaya Indonesia dan juga dapat menjadi potensi bagi masyarakat Indonesia untuk memperkenalkan batik di setiap media sosial yang ada dan juga dapat terus memproduksi batik secara berkelanjutan sebagai upaya untuk memaksimalkan keberadaan industri batik id Indonesia. Dikarenakan apabila masyarakat gagal dalam mempertahankan industri batik dikarenakan produksi yang terbatas, hal ini akan mengakibatkan keberadaan batik di Indonesia akan menjadi terancam. 

Selain itu, upaya diplomasi publik yang dilakukan melalui warisan budaya batik ini juga dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan UMKM Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian nasional Indonesia dan juga mengentaskan kemiskinan di Indonesia dikarenakan adanya strategi untuk dapat membentuk kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui lapangan pekerjaan yang diberikan. Oleh karena itu, dengan adanya peluang yang berasal dari warisan budaya batik ini tidak hanya dapat menjadi aktivitas melakukan proses diplomasi publik saja, melainkan juga dapat membantu aktor negara dalam meningkatkan perekonomian nasional melalui upaya promosi batik secara global di tengah tingginya tingkat penggunaan teknologi saat ini untuk dapat disebarluaskan secara maksimal dalam memperkenalkan warisan budaya Indonesia.

Referensi

 

Jayanti, A. D., Suwartiningsih, S., & Ismoyo, P. J. (2019). Diplomasi Publik Korea Selatan di Indonesia Melalui Sektor Pendidikan Korea Internasional Cooperation Agency (KOICA).

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. (2023). Wamenparekraf: Batik Berperan Penting sebagai Alat Diplomasi Budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun