Banyak anak-anak yang belajar dengan sangat giat untuk menjadi orang yang cerdas, dengan harapan setelah mereka besar nanti, akan menjadi penjabat di negeri ini. Mereka mempunyai cita-cita akan mensejahterakan rakyat yang dipimpinnya.
Tidak ada tempat bagi penjilat atau pengambil muka, tidak ada tempat untuk orang yang mementingkan diri sendiri atau kelompoknya, tidak ada tempat bagi koruptor yang hanya memperkaya diri sendiri atau kelompoknya. Itulah cita-cita tulus mereka.
Tetapi cita-cita tulus mereka untuk negeri ini, kini menjadi sirna.
Ternyata di negeri ini untuk menjadi seorang penjabat tidak perlu pintar, tidak perlu bercita-cita untuk menjadi rakyat sejahtera, cukup pintar menjilat yang lagi berkuasa.
Kita melihat dengan mata kepala sendiri ada seseorang bisa menjadi mentri, cukup dengan kepiawaian menjilat. Dengan kemampuan menjilat, sang mentri ini, tidak saja bisa bertahan sebagai Mentri, tapi juga bisa menyingkirkan orang cerdas di negeri ini.
Tidak untuk level jabatan Mentri saja, bahkan untuk jabatan Wakil Gubernur dan walikota, wakil walikota kepiawaian menjilat ini sangat dibutuhkan. Seseorang yang hanya bermodal pintar menjilat, kini si penjilat tersebut diusung untuk menjadi walikota di salah satu kota di pulau Jawa.
Kalau untuk menjadi penjabat di negeri ini ternyata tidak dibutuhkan kecerdasan, akan tetapi cukup pintar menjilat, alangkah kasihannya kita kepada anak-anak Indonesia yang belajar giat dan mempunyai cita-cita tulus untuk negeri ini.
Mereka akhirnya terlempar, karena tidak mau mengikuti kenyataan terkini. Yang sudah tercemar dan bisa mengikuti arus, bisa maju dan bisa menjadi penjilat pendatang baru. Penjilat-penjilat muda yang akhirnya bisa menjadi pemimpin muda. Pemimpin yang berasal dari pendidikan dan latar kehidupan belakang antah berantah.
Semoga negeri ini cepat berubah, tidak ada tempat lagi bagi para penjilat dan selamat datang bagi mereka anak-anak cerdas yang mempunyai cita-cita untuk mensejahterakan negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H