Sebuah penelitian tentang ketersediaan air bersih dan sanitasi di Indonesia, khususnya di wilayah Hamparan Perak, Sumatera Utara, menyoroti tantangan besar dalam mencapai tujuan SDG 6 terkait air bersih dan sanitasi di tahun 2030. PDAM Tirtanadi Hamparan Perak memegang peran penting dalam memastikan akses masyarakat terhadap air minum yang layak dan sanitasi yang memadai. Meskipun telah melakukan langkah-langkah signifikan, seperti membangun infrastruktur air dan sanitasi yang lebih baik serta memastikan kualitas air sesuai standar yang ketat, masih terdapat beberapa masalah yang perlu ditangani
Kualitas air terkadang tidak memenuhi standar akibat infrastruktur yang sudah tua dan kondisi pipa yang kurang memadai. Selain itu, perubahan iklim juga menjadi tantangan dengan meningkatkan turbiditas air sungai, terutama selama musim banjir. Kolaborasi PDAM dengan perusahaan swasta untuk memastikan pasokan air mencukupi juga membawa tantangan tersendiri.
Pemerintah daerah perlu memberikan dukungan lebih lanjut dalam bentuk kebijakan proaktif dan alokasi anggaran yang memadai untuk pembangunan infrastruktur air dan sanitasi. Sementara itu, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan air secara bijak dan menjaga sanitasi yang baik perlu didorong melalui program edukasi dan sosialisasi.
Dengan kerjasama yang baik antara PDAM, pemerintah daerah, dan masyarakat, diharapkan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan dapat tercapai di Hamparan Perak.
Mendorong tercapai dan terlaksanakannya SDGS ke 6 pada tahun 2030 yaitu ketersediaan air bersih dan sanitasi menjadi suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat karena kegunaannya dalam berbagai kegiatan sehari-hari sehingga kualitasnya harus diperhatikan. Namun, nyatanya hal ini belum dapat terealisasi sepenuhnya sehingga menyebabkan permasalahan yang sangat serius bagi masyarakat, keluh kesah dan permasalahan masyarakat tersebut mendorong kami untuk melakukan wawancara di sebuah instansi pemerintah yaitu PDAM dan kami mendapati lokasi yaitu PDAM Hamparan Perak. Idham Khalid Siregar, adalah seorang narasumber kami yang menjabat sebagai kepala instalasi di PDAM Hamparan Perak.
Kondisi dan kualitas air yang digunakan Masyarakat apakah sudah terpenuhi? pertanyaan ini adalah puncak dari pertanyaan Masyarakat sendiri yang dimana sering terjadinya air keruh yang dialami Masyarakat menurut kepala instalasi PDAM Hamparan Perak sendiri kualitas air mereka sudah standart air minum dengan spesifikasi Turbidity dibawah 3 Nto, sisa klor 0.5 ppm, dengan ph 6,9. Namun ada beberapa kendala yang menyebabkan air yang sampai di Masyarakat menjadi keruh yaitu di perpipaan ketika pipa mengalami turbulensi yang mengakibatkan kotoran pipa terbawa sampai ke Masyarakat kondisi ini umumnya terjadi selama kurang lebih 1 jam saja.
Apakah ada infrastruktur yang disediakan oleh swasta sebagai pendorong dari infrastruktur pemerintah? Infrakstruktur pendukung pemerintah di swasta ada 4 perusahaan berbeda yaitu tlm dari Perusahaan perancis, dan tirtanadi lyonnasie dan 2 lagi masi dalam Pembangunan PDAM berkolabrasi dengan Perushaan Swasta yang dimana Swasta menyuplai AIR dan PDAM membeli suplainya.
Bagaimana system distribusi dan pengolahan air PDAM  sebelum sampai ketangan Masyarakat? Air dipastikan sesuai dengan permenkes 492 tahun 2020 dengan spesifikasi diatas dan sebelum di distribusi wajib di quality control dan di uji lab, dan di PDAM Hamparan Perak juga sudah memakai system otomatis yang dimana jikala air tidak sesuai dengan spesifikasi tertera akan mendapatkan notif dan pompa mati agar air yang diluar spesifikasi tidak teraliri oleh Masyarakat  (Idham Khalid Siregar).
     Â
Apakah pernah terjadi gangguan yang mengakibatkan pompa berhenti beroperasi? Kejadian seperti ini pernah terjadi ketika turbidity melebihi spesifikasi dari yang tertera dikarenakan banjir turbidity sampai 4000 NTO dengan campuran air Sungai yang sudah kental, sejauh ini yang mengakibatkan pompa berhenti beroperasi dikarenakan faktor eksternal saja.