Mohon tunggu...
Kurniawan Ramadhan
Kurniawan Ramadhan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta. Email : zm.wawan@gmail.com Twitter : @Kurniawaan11

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kemacetan di Kota Metropolitan

15 Maret 2014   16:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini kita ketahui bersama bagaimana keadaan kota DKI Jakarta tercinta ini. Kota besar, kota metropolitan, kota pemerintahan, kota yang jadi pusat semua kegiatan. Namun di kota ini pula kemacetan polusi yang paling tinggi terjadi di Indonesia, bayangkan hampir lebih dari dua juta kendaraan sepeda motor yang ada di DKI Jakarta, dan hampir satu juta mobil pribadi. Belum ditambah angkutan umum dan angkutan kendaraan ibu kota yaitu Bus Trans Jakarta.

Sehari-hari kita ketahui bahwa dalam kita berpergian kemana-mana kita pasti berhadapan dengan kemacetan, bahkan kita ketahui sampai jam sekolah dan jam kerja pun di ubah untuk menghindari kemacetan seperti sekolah jam 06.30 dan untuk orang bekarja jam 07.00. tapi faktanya pun kamacetan di Jakarta masih belum teratasi bahkan masih marajalela, dan makin parah.

Sampai kita ketahui saat ini gubernur baru DKI Jakarta sampai memberikan solusi untuk kendaraan plat ganjil genap. Namun hal itu pun belum pastinya masih belum bisa mengatasi kemacetan dikota Jakarta. Apalagi Jakarta sedikit lagi akan menjadi kota megapolitan bukan lagi metropolitan.

Sampai saat ini pun belum ada solusi untuk kemacetan dikota Jakarta yang ada pun menambah kemacetan yang semakin bertambah parah. Harusnya kita bisa menyadakan diri kita sendiri untuk mengurangi kemacetan di kota Jakarta. Bukan hanya pemerintah saja yang bergerak dengan ide-idenya.

Solusinya  sebaiknya perluas jalan yang ada, kurangi para pedagang yang ada di trotoar, berikan tempat yang layak untuk mereka, sampai membuat jalan trotoar di khususkan untuk para pejalan kaki bukan untuk kendaraan bermotor dan pedagang berjualan liar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun