Mohon tunggu...
Ramadanti Prativi
Ramadanti Prativi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa S2 Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret

Mengabdi kepada Allah, mengajar, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menilik Urgensi Memahami Materi Hubungan Saling Ketergantungan dalam Ekosistem untuk Alam yang Lestari

19 Desember 2021   17:37 Diperbarui: 19 Desember 2021   18:36 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak terjadi melalui empat tahap yaitu, tahap sensori-motorik (0 -1,5 tahun), tahap pra-operasional (1,5 - 6 tahun), tahap operasional konkrit (6 - 12 tahun), dan tahap operasional formal (di atas 12 tahun). 

Oleh karena itu, untuk siswa TK (umur 5-6 tahun), pemberian edukasi bisa dilakukan dengan cara mengajarkan bahwa hewan dan tumbuhan juga memiliki perasaan seperti manusia sehingga jika kita menyakiti hewan dan tumbuhan tentu mereka juga bisa terluka perasaannya seperti manusia. 

Hal ini dikarenakan pada usia tersebut anak mengalami tahap pra-operasional yang dicirikan dengan animisme (menganggap bahwa semua benda hidup seperti dirinya) dan artificialisme (kepercayaan bahwa segala sesuatu di lingkungan mempunyai jiwa seperti manusia). 

Sementara, untuk siswa SD (6 - 12 tahun), pemberian masalah dan project bisa dilakukan dengan terlebih dahulu menghadirkan contoh-contoh hubungan yang terjadi di ekosistem dan permasalahan yang timbul di dalamnya melalui tayangan video ataupun kegiatan field trip. 

Hal ini dikarenakan pada tahap ini siswa masih mengalami kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan apabila tidak ada objek konkrit yang dihadirkan oleh guru. Ketika siswa sudah mencapai usia 12 tahun ke atas (siswa SMP dan SMA), barulah siswa dapat diajak untuk berpikir lebih kompleks mengenai pola hubungan yang terjadi di dalam ekosistem dan permasalahannya.

Apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh guru, maka akan tercipta kegiatan pembelajaran yang bermakna. Hal ini karena siswa tidak hanya belajar berdasarkan materi di buku saja namun siswa akan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah lingkungan yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya. 

Selain itu, siswa juga akan merasa tertantang untuk menyelesaikan challenge ataupun project terkait gaya hidup go green yang harus mereka selesaikan. 

Di samping itu, harapannya siswa juga tidak mengalami hambatan dalam memahami materi yang diajarkan karena pemberian edukasi, masalah, dan project disesuaikan dengan tingkatan perkembangan kognitif siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun