Oleh Ramadan Asa dan Syamsul Yakin
Mahasiswa dan Dosen UIN Syarif Hidauatullah Jakarta
Menurut literatur, banyak faktor dalam keberhasilan dakwah rosullullah. Misalnya stabilitas pribadi rosulullah, stabilitas rumah tangga beliau. stabilitas ekonomi (karena rosul dan istri beliau adalah pedagang kaya), dan stabilitas akhlak mulia beliau. Jika dicermati secara sistematik dan teoritis, keberhasilan dakwah Nabi dapat dijelaskan oleh tiga hal penting yang menentukan keberhasilan dakwah, yaitu pathos, logos, dan ethos.
Di bawah ketiganya akan diperiksa.
Pertama-tama, ada pathos. Artinya kemampuan persuasi (membujuk atau mempengaruhi hati dan pikiran). Pendakwah harus mempunyai kemampuan menimbulkan penyakit untuk mampu memikat emosi Mad'u sehingga Mad'u tenggelam dalam kesedihan, rasa iba dan simpati. Ada banyak cerita yang menunjukkan pengelolaan emosi, empati dan persuasi orang-orang sezamannya. Misalnyanya, satu hari Nabi berkata kepada Abu Dzar, "Wahai Abu Dzar, tahukah kamu di hadapan kita ada bukit yang sulit didaki kecuali oleh orang yang meringankan diri".
Seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah aku termasuk orang yang meringankan diri atau memberatkan diri?" Rasulullah balik bertanya, "Apakah kamu punya makanan untuk hari ini?" Orang itu menjawab, "Punya". "Apakah kamu punya makanan untuk besok?", tanya Rasulullah lagi. Orang itu menjawab, "Punya". Sekali lagi Rasulullah bertanya, "Apakah kamu punya makanan untuk lusa?" Orang itu menjawab, "Tidak".
Rasulullah menegaskan, "Apabila kamu mempunyai makanan untuk tiga hari ke depan, maka kamu termasuk orang yang memberatkan diri" (HR. Baihaqi).
Kedua, logos. Logos berarti kesesuaian dengan akal. Idealnya, pemikiran yang diungkapkan dalam dakwah harus mempertimbangkan alasan. Akal adalah pemikiran, kemampuan intelektual atau pemahaman yang mendalam.Dalam dakwah, logos adalah sarana penyampaian pesan dakwah dengan memberikan bukti-bukti yang logis, faktual, atau dapat diverifikasi. Dalam metode dakwah rosululloh, logos identik dengan nubuwwah atau prediksi yang benar-benar terjadi dan dapat
Misalnya, bersumber dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, "Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan. Pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berceloteh". Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Nabi menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan publik" (HR. Ibnu Majah).
Nubuwwah atau prediksi Nabi itu sudah terjadi dan nyata serta dapat dibuktikan pada zaman kiwari ini.
Ketiga, ethos. Secara harfiah ethos artinya sikap, kepribadian, watak, karakter. Dalam konteks keberhasilan dakwah seorang dai harus memiliki sikap, kepribadian, watak, dan karakter agar pesan dakwah yang disampaikan dapat dipercaya audiens.
Dalam berdakwah rosululloh SAW mengeluarkan harta dan bukan menerima harta. Inilah makna dakwah itu memberi bukan menerima. Nabi berdakwah dari kaya raya hingga jadi miskin itu tidak mengapa. Nabi ditawari malaikat saat berdakwah di Thaif untuk memukul mereka. Saat itu Nabi dilempari batu hingga berdarah-darah. Namun Nabi memilih untuk merangkul masyarakat Thaif.