Mohon tunggu...
Rama Bukian
Rama Bukian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sudut Pandang Politik Bagaikan "Kacamata Kuda"

12 Februari 2017   20:13 Diperbarui: 12 Februari 2017   20:26 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam era dunia yang modern ini, manusia masih bertahan dengan keunikan dan keanekaragamannya masing-masing. Tidak ada manusia di muka bumi memiliki ciri khas yang sama persis dengan sesamanya, bagaikan orang kembar namun memiliki pribadi yang berbeda. Dahulu perang dunia terjadi karena ambisi seorang pemimpin yang ingin mendominasi dunia menurut SUDUT PANDANGnya yang benar. Apakah hal tersebut bertahan lama ? Tidak. Orang di seluruh dunia mau bersatu dan bekerjasama dalam menghapus ambisi pemimpin tersebut agar setiap orang memiliki hak kebebasan untuk hidup.

Indonesia merupakan negara yang plural dan memiliki lebih dari 1000 suku yang berpijak di lahan NKRI ini. Indonesia merupakan negara yang khas atas keanekaragamannya sehingga tertera pada lambang negara kita BHINEKA TUNGGAL IKA. Apakah saat ini kita sebagai warganegara Indonesia menerapkan hal tersebut ? saya yakin tidak semua. 

Tuhan menciptakan semua manusia itu berbeda mau itu dari fisik ataupun pribadi. Tuhan tidak pernah mengajarkan seseorang untuk menghilangkan nyawa orang lain ataupun menghakimi mereka yang berbeda pendapat. Tuhan mengajarkan kita untuk saling memberi kasih sayang, bertoleransi serta menghargai pendapat orang lain. Orang yang memiliki pikiran bahwa berbeda pendapat itu salah bagaikan musuh adalah orang yang mengenakan Kacamata Kuda. hal tersebut tidak pernah dinyatakan oleh Tuhan, hanyalah manusia yang salah mengartikan ajaran Tuhan sehingga terjadi kontroversi. Bukti Konkretnya adalah teroris ISIS. Mengapa ISIS terbentuk ? karena banyak orang yang mengenakan Kacamata Kuda dan mengikuti pemimpin yang salah mengartikan ajaran Tuhan. Mereka tidak bisa melihat perbedaan yang ada diantara mereka dan hanya berpikir bahwa tindakan mereka adalah yang paling benar.

Warganegara Indonesia belum bisa menunjukan rasa toleransi yang kuat. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada paradigma politik yang sedang panas saat ini. Kaum mayoritas yang ada di Indonesia berpikir bahwa mereka tidak boleh dipimpin oleh orang yang memiliki berbeda keyakinan dengan mereka, hal lainnya yang kerap terjadi  adalah bagaimana kaum mayoritas tidak boleh mengucapkan selamat hari raya kepada orang yang memiliki kepercayaan yang berbeda. 

Apakah itu yang disebut dengan Indonesia yang khas dengan keanekaragamannya ? Politik adalah sesuatu yang berhubungan dengan pembentukan dan pembangunan negara. Mengapa hal ini disamakan dengan SARA ? Seharusnya kita mengikuti paradigma politik yang berlangsung secara objektif, bukan berdasarkan kepercayaan yang sama dengan kita. Kita seharusnya melihat sosok pemimpin yang mampu melakukan aksi nyata tanpa adanya janji yang tertunda. kita harus bisa melihat sosok pemimpin yang mampu membuat perubahan nyata yang dirasakan oleh banyak rakyat, bukan sosok pemimpin yang berkeyakinan sama namun tidak bisa melakukan tindakan konkret untuk dapat membangun Indonesia lebih baik.

Pemimpin negara kita yang ke-4 sangat menjunjung tinggi keanekaragaman yang ada di Indonesia. Gus Dur pernah berkata " Marilah kita bangun bangsa dan kita hindarkan pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah. inilah esensi tugas kesejahteraan kita, yang tidak boleh kita lupakan sama sekali ". 

Dengan demikian, marilah kita melepaskan sudut pandang kita yang menyerupai Kacamata Kuda dan menjunjung tinggi rasa toleransi atas keanekaragaman serta perbedaan pendapat. Perbedaan merupakan suatu yang indah, bukan hal yang harus dihapuskan. Kita semua berpijak pada 1 tanah, yaitu wilayah NKRI yang diperjuangkan oleh pahlawan kita untuk kebebasan kita semua. 

Kita semua menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi secara keseluruhan namun tidak melupakan bahasa dari berbagai suku lainnya. Oleh sebab itu, hentikanlah pertikaian yang kerap terjadi diantara kita semua mengenai SARA. Marilah kita menjaga Pluralisme yang ada dan dukunglah PILKADA yang berlangsung pada tanggal 15 Februari 2016. Marilah berpikir visioner untuk Jakarta yang lebih baik dan tunjukan bentuk partisipasi kita dalam politik yang berlangsung dengan menggunakan hak suara kita dalam memilih calon pemimpin Jakarta. Mari bersama merawat perbedaan.

I Made Ramaadi Wikandhika Bukian

 duduk di bangku kelas 2 SMA Kolese Kanisius

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun