politik, partisipasi politik, bisa turut mempengaruhi kebijakan publik bahkan ikut berkontestasi dalam Pemilu sebagai perwujudan dari pesta demokrasi. Semua orang memiliki hak politik yang sama baik dia seorang professor, aktivis, bahkan artis. Semua setara dalam demokrasi dan memiliki kesempatan untuk menduduki jabatan politik.
Demokrasi memberikan kita ruang untuk memiliki gagasanMenjelang 2024 partai politik peserta Pemilu mulai untuk memanaskan mesin politiknya untuk bertarung dalam pesta demokrsi pada 14 Februari 2024 mendatang. Kader partai politik mulai berbondong-bodong mendaftar dalam bursa calon legislatif salah satu yang menarik adalah banyaknya artis atau selebritis yang mendaftar dalam bursa. Banyaknya artis yang nyaleg ini menjadi pertanyaan besar bahwa apakah mereka mendaftar ini membawa gagasan atau hanya bermodalkan popularitas?
Faktor popularitas profesi sebenarnya adalah potensi  profesi senimannya. Artis populer karena banyak  orang menyukai mereka karena seni dan gaya hidupnya, dan karena komersialisasi gaya hidup melalui media seperti televisi sebagai institusi industri dan sekarang politik, artis menjadi lebih populer. Kepopuleran artis politik juga melahirkan citra baru yang menunjukkan keseriusan artis untuk menunjukkan bakat dan kecerdasan politiknya. Artis politik kemudian menjadi topik yang menarik di  masyarakat. Mengusung popularitas dan kepintaran artis, tidak hanya menarik perhatian publik, namun juga beberapa partai politik mengundang artis tersebut untuk bergabung dengan partainya dan mencalonkannya sebagai calon. Hal ini cukup menunjukkan bahwa keterlibatan selebriti dalam partai politik merupakan konsekuensi logis dari popularitas mereka (public figure).
Popularitas dari para artis tentu saja dapat menjadi modal sosial guna mengamankan satu kursi legislatif. Partai politik tentu saja bakal menjadikan para artis ini sebagai vote getter untuk mengamakan suara sehingga dapat menembus parliamentary threshold. Strategi politik ini tentu bisa berdampak boomerang jika partai hanya pragmatis dalam pemilihan calon.
Partai Politik Harus Selektif
Partai politik sebagai pemilik kader harus selektif dalam menetukan kadernya yang ikut berkontestasi di pemilihan calon legislatif. Dalam hal ini kaderisasi politik mejadi penting untuk memastikan calon siap dan berkualitas dalam bertarung dalam pemilihan.
Kaderisasi politik yang diikuti harus berjenjang guna membumikan kader benar-benar sesuai ideologi partai dan garis perjuangan partai. Hal ini menjadi penting sebab jika calon tersebut terpilih calon tersebut bakal menjadi wakil rakyat. Tanggung jawab partai menjadi penting untuk memastikan calon berkualitas.
Namun rasanya kita sulit untuk berharap pada kaderisasi partai politik sebab rata-rata para calon dari kalangan artis tiba-tiba mulai mendaftar menjelang tahun politik dan bisa untuk langsung mendaftar menjadi bakal calon legislatif membuat seleksi kepemimpinan yang premature dan tidak ada rasa adil bagi kader yang benar-benar mulai kaderisasi politik dari nol di partai.
Kelebihan artis memiliki popularitas dan mencalonkan diri sebagai caleg bakal baik jika dia memiliki pengetahuan dan kualitas untuk mewakili konstituen serta sejalan dengan ideologi dan nilai juang partai. Bahkan di Ukaraina Presiden Volodymyr Zelenskyy dulu adalah seorang komedian yang berhasil mewakili partai.