Mohon tunggu...
Rama Bhakti Dwiguna
Rama Bhakti Dwiguna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Hobi Membaca dan sangat menyukai Sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Seni Islam: Sebuah Keindahan yang Melampaui Batas

26 Juni 2024   08:43 Diperbarui: 26 Juni 2024   08:43 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seni Islam : Sebuah Keindahan yang Melampaui Batas

Seni Islam seringkali menjadi topik perdebatan yang hangat di kalangan umat Muslim. Bagi sebagian orang, seni Islam dianggap sebagai manifestasi keindahan dan kreativitas yang sejalan dengan ajaran Islam. Namun, sebagian lainnya memandang seni Islam sebagai sesuatu yang berpotensi bertentangan dengan syariat Islam. Perdebatan ini tidak hanya terjadi pada masa kini, tetapi telah berlangsung sejak awal perkembangan seni Islam itu sendiri.

Salah satu isu utama yang sering dibahas adalah larangan dalam Islam untuk membuat patung atau gambar makhluk hidup. Sebagian ulama berpendapat bahwa larangan ini berlaku mutlak, sehingga seni yang menampilkan figur manusia atau hewan dianggap haram. Pandangan ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi

. [

Yang artinya adalah : Diriwatkan oleh Ibnu Umar RA, bahwa Rasullah bersabda, sesungguhnya orang-orang yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa dihari kiamat (Hadis Riwayat. Muslim,II : 232; Al-Bukhori, VII: 85, Hadis No. 5957-8)

Namun, di sisi lain, ada pula ulama yang memandang larangan tersebut secara lebih kontekstual. Mereka berpendapat bahwa larangan itu ditujukan untuk mencegah penyembahan patung atau gambar, bukan pada seni itu sendiri. Dalam sejarah Islam, memang terdapat beberapa periode di mana seni figuratif berkembang, meskipun tidak sesemarak seperti seni dekoratif seperti arabesk, kaligrafi, dan geometris.

Perdebatan lain muncul terkait penggunaan seni Islam dalam konteks keagamaan, seperti dekorasi masjid atau mushaf Al-Quran. Sebagian ulama menganggap bahwa seni yang digunakan untuk tujuan ibadah harus benar-benar bersih dari unsur-unsur yang bertentangan dengan syariat. Misalnya, mereka melarang penggunaan gambar makhluk hidup atau motif-motif yang dianggap berkonotasi negatif dalam dekorasi masjid.

Namun, di sisi lain, ada pula yang berpandangan bahwa seni dalam konteks ibadah justru dapat membantu menghidupkan spiritualitas dan mendekatkan hati kepada Sang Pencipta. Dengan catatan, seni tersebut tidak mengandung unsur-unsur yang jelas dilarang dalam Islam, seperti menggambarkan Tuhan dalam bentuk apapun atau menyembah berhala.

  • Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai hukum  sebuah seni dalam agama Islam, embrio seni Islam dapat kita telurusi ke lorong waktu yaitu ke zaman dinasti Umayyah yang beribukotakan di Damaskus dan Dinasti Abbasiyah yang beribukotaan di Bagdad. Kedua emporium Islam tersebut memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi periode zaman keemasan Islam, kedua Dinasti tersebut menjadi pusat dari perkembangan Seni Islam dan arsitektur bangunan, Seperti contohnya adalah masjid Agung Damaskus yang dibangun pada abad ke 8 masehi dan di arsitektori oleh sahabat Nabi yaitu Abu ubaidah Bin Jarrah, dibangun pada zaman khalifah Al- Walid Bin Abdul Malik. Bangunan masjid Agung Damaskus memperlihatkan mosaik yang corak-coraknya memanjakan mata.

  • Seni Islam tidak hanya terfokus kepada arstitekur bangunan saja ada banyak sekali seni Islam yang bertahan hingga saat ini , yaitu seni Al-Qur'an. Seni dalam Al-Qur'an yaitu seni dalam membacanya dan juga seni dalam tulisan Al-Qur'anya. Perlu diingat ada beberapa macam Qiroat atau seni dalam membaca Al-Qur'an dan terbagi menjadi 7 yang dikenal sampai saat ini dengan Qira'ah Sab'ah.

  • Dalam penulisan Al-Qur'anpun sama yaitu dikenal dengan seni kaligrafi Islam dan dari bentuk dan coraknya juga terbagi menjadi beberapa ragam jenis dimulai dari Khat Naskhi, Tsulus, diwani, Farisis, Kufi riq'ah dan Khat Kufi. Itu semua merupakan bagian dari perkembangan Seni Islam yang beriringan dengan perkembangan Zaman.

Dalam perkembangannya, seni Islam terus mengalami transformasi dan adaptasi sesuai dengan konteks lokal dan zaman. Namun, esensi utama seni Islam, yaitu penghargaan terhadap keindahan dan spiritualitas, tetap terjaga. Seni Islam bukanlah sekedar hiasan atau dekorasi belaka, melainkan sebuah ekspresi yang melampaui batas-batas fisik dan merepresentasikan cita-cita luhur peradaban Muslim. Karya-karya seni Islam mengajak kita untuk merenungkan keindahan ciptaan Tuhan dan menghargai keragaman budaya yang telah memperkaya khazanah seni dunia.

Dengan kekayaan warisan seni yang dimilikinya, seni Islam adalah sebuah perjalanan spiritual yang mengajak kita untuk melihat lebih dalam dan menemukan makna di balik setiap garis, warna, dan pola yang tercipta. Seni Islam membuktikan bahwa keindahan tidak hanya terbatas pada bentuk fisik semata, tetapi juga merupakan manifestasi dari nilai-nilai luhur yang diyakini dan dijalani oleh peradaban Muslim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun