Mohon tunggu...
Rama Yuda Irawan
Rama Yuda Irawan Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Verba volant, scripta manent

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Empat Belas Menit

11 Januari 2024   14:32 Diperbarui: 11 Januari 2024   14:36 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di malam yang gemerlap,
Dalam empat belas menit
Kembang api merayakan masa lalu, merayakan masa yang takan terurai oleh waktu
"Seperti Neraka" - Ucap kerabatku

Empat belas menit memang penuh warna,
Menghiasi langit yang memanjakan mata,
Namun setelahnya,
Hanya keheningan.

Kamu menatap di langit yang sama,
Bersama bintang-bintang masih berbisik membicarakan warna,
Membicarakan keramaian dan membicarakan warna-warna yang perlahan pudar

Pada menit kelima belas,
Kamu menatapnya, merayunya dengan penuh kerinduan,
Tanpa kembang api yang menyala, hanya gemerlap, dan keheningan.
Aku bukan peserta dalam pesta, aku hanya pemirsa setelah berisiknya malam.

Memang neraka,
Namun akan tetap tercatat
Karena kenangan juga mempunyai suaranya masing-masing
Dan berebut meminta didengarkan

Malam ini aku bermimpi, mengenai cincin dengan mata berlian yang sama indahnya dengan sepasang bola matamu
Malam ini aku bermimpi, memberikan jari manismu padaku di waktu yang lain

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun