Mohon tunggu...
Rama Yuda Irawan
Rama Yuda Irawan Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Verba volant, scripta manent

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Defense Mechanism: Bagaimana Cara Mekanisme Pertahanan Manusia Bekerja

5 April 2023   22:38 Diperbarui: 17 Desember 2023   17:48 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap individu pasti pernah mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kecemasan, rasa bersalah, dan rasa malu. Namun, tidak setiap individu pasti pernah mengatasi emosi tersebut dengan cara yang baik. Setiap individu akab menggunakan cara yang secara tidak sadar melindungi diri dari emosi tersebut. Cara ini disebut defans mechanism atau mekanisme pertahanan. 

Mekanisme pertahanan sendiri adalah strategi psikologis yang tidak disadari yang digunakan oleh individu untuk melindungi diri dari emosi negatif. Mekanisme ini terbentuk dari pengalaman hidup seseorang dan dapat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan lingkungannya.

Pada dasarnya, mekanisme pertahanan adalah cara untuk menghindari atau mengurangi emosi yang tidak menyenangkan dan tidak dapat ditoleransi. Meskipun demikian, penggunaan mekanisme pertahanan yang berlebihan atau tidak sehat dapat berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang.

Mekanisme pertahanan awalnya diidentifikasi oleh Sigmund Freud, seorang psikoanalis terkenal pada awal abad ke-20. Freud percaya bahwa mekanisme pertahanan merupakan respons alamiah dari ego untuk melindungi diri dari konflik psikologis yang terjadi dalam diri seseorang.

Namun, sejak Freud mengidentifikasi mekanisme pertahanan, para ahli psikologi telah mengembangkan dan memperluas konsep tersebut. Sebagai contoh, Carl Jung mengidentifikasi mekanisme pertahanan yang berkaitan dengan pengalaman arketipe dan krisis spiritual, sementara Anna Freud, putri dari Sigmund Freud, mengembangkan konsep mekanisme pertahanan pada anak-anak.

Secara umum, penggunaan mekanisme pertahanan dapat membantu seseorang mengatasi emosi yang tidak menyenangkan dan mempertahankan stabilitas psikologis. Namun, jika mekanisme pertahanan digunakan secara berlebihan atau tidak sehat, hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk menyadari penggunaan mekanisme pertahanan dalam dirinya dan mencari bantuan jika diperlukan. Dengan demikian, seseorang dapat memperbaiki kesehatan mentalnya dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi emosi yang tidak menyenangkan secara sehat dan efektif.

Ada beberapa jenis mekanisme pertahanan yang umum digunakan oleh manusia, yaitu:

  1. Represi adalah mekanisme pertahanan yang melibatkan pemblokiran tidak sadar dari pikiran, perasaan, dan dorongan yang tidak dapat diterima. Mekanisme ini berfungsi untuk menghindari konflik psikologis yang mengancam stabilitas emosional seseorang.

Contohnya, seseorang yang mengalami trauma seksual di masa kecilnya mungkin akan melupakan kejadian tersebut sebagai bentuk represi.

  1. Penyangkalan adalah mekanisme pertahanan yang melibatkan menolak untuk mengakui atau menerima realitas suatu situasi. Mekanisme ini sering digunakan untuk menghindari kecemasan dan rasa takut.

Contohnya, seseorang yang merokok sehari-hari namun tidak ingin mengakui bahwa ia kecanduan nikotin, sehingga ia menyangkal ketergantungan tersebut.

  1. Proyeksi adalah mekanisme pertahanan yang melibatkan menyalahkan pikiran atau perasaan yang tidak dapat diterima pada orang lain. Mekanisme ini sering digunakan untuk menghindari perasaan bersalah dan malu.

Contohnya, seseorang yang merasa memiliki perasaan agresif terhadap temannya namun tidak ingin mengakui hal tersebut, sehingga ia mengatakan bahwa temannya yang memiliki perasaan tersebut.

  1. Rasionalisasi adalah mekanisme pertahanan yang melibatkan menciptakan penjelasan logis untuk perilaku yang mungkin dilihat sebagai tidak dapat diterima. Mekanisme ini sering digunakan untuk menghindari perasaan bersalah dan malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun