Mohon tunggu...
Rama Aldeputro
Rama Aldeputro Mohon Tunggu... -

Light Up the Darkness - Bob Marley

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Donatur ISIS dari Indonesia: Wah Perlu Diusut, Nih!

17 Maret 2015   12:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:32 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14265698061636864073

[caption id="attachment_373392" align="aligncenter" width="300" caption="maulidakeyshineeholic.blogspot.com"][/caption]

Wakil Kepala Polri, Komisaris Jenderal Badrodin Haiti, pernah berujar di media bahwa ada dugaan beberapa oknum yang mendanai warga negara Indonesia (WNI) untuk bergabung dengan ISIS. Mirisnya, konon donatur tersebut juga berasal dari Indonesia. Wah, ini sih seperti musuh di dalam selimut!

Belum hilang dari ingatan mengenai sebuah video propaganda ISIS oleh orang Indonesia yang sempat menghebohkan publik di tahun 2014 lalu. Di dalam video berdurasi empat menit tersebut, tersebutlah seorang mujahid asal Indonesia yang mengaku bernama Abu Muhammad al Indonesi. Mujahid ini dengan lantang menantang Panglima TNI, Polri, Densus 88, dan Barisan Anshor Serbaguna untuk menghentikan propaganda kelompok ekstremis tersebut. Dengan percaya diri, al Indonesi menyerukan masyarakat Indonesia untuk mendukung ISIS karena menurutnya itulah jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

Tunggu dulu, diridhai oleh Allah SWT? Dari mana mereka dapat berujar bahwa aksi yang mereka merupakan jalan Allah? Bukankah mereka dengan mudah sekali mengkafirkan orang-orang yang berseberangan dengan pahamnya, bahkan sesama saudara Muslim sekalipun? Saya sependapat dengan pernyataan resmi Polri dan pemerintah Indonesia bahwa ISIS adalah organisasi yang terlarang di negeri ini.

Kembali mengenai isu donatur ISIS asal Indonesia. Siapakah yang berani dan tega mengkhianati bangsa ini dengan mendanai aksi brutal kelompok ekstremis tersebut? Saya menduga bisa saja donatur tersebut adalah pihak-pihak yang terlibat dengan isu separatisme yang pernah banyak terjadi di negeri ini. Bisa jadi pula ISIS dipandang sebagai bantuan yang tepat bagi para kelompok separatisme bawah tanah tersebut untuk memperjuangkan cita-citanya. Alasannya bisa jadi karena ISIS dan kelompok separatisme terkait memiliki pandangan yang mirip mengenai arti pemisahan diri, yakni melalui metode teror terhadap komunitas mayoritas.

Dugaan selanjutnya, menurut saya, adalah adanya keterkaitan emosional yang tercipta di diri para penganut Islam fanatik yang salah kaprah dalam memahami serta menerapkan ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Islam. Dalam Al Qur’an dan Al Hadist, memang disebutkan bahwa hukum syariat Islam itu baik menurut kegunaannya, di mana berarti bersifat fleksibel dan menyesuaikan kondisi terkini di sekitarnya. Adapun oleh ISIS, hukum-hukum syariat tersebut seolah dijadikan kumpulan hukum yang kemudian mendasari cita-cita untuk membantuk khilafah sebagai bentyuk pemerintahan terbaik versi mereka. Hal ini juga banyak mendasari perjuangan kelompok-kelompok ekstremis di dalam negeri, yang bisa jadi dengan senang hati memberi dukungan moril dan materi kepada ISIS dalam melegitimasi sistem khilafah yang diagungkannya.

Dukungan dana dari Indonesia diduga tidak hanya ditujukan langsung kepada ISIS, melainkan juga digunakan untuk membiayai para simpatisan dari tanah air yang ingin mengunjungi Irak dan Suriah guna bergabung dengan ISIS. Nah, kemungkinan jika memang benar, 16 WNI yang hilang dan diduga hendak bergabung dengan ISIS itu dibiayai oleh lokal. Mereka seolah dijadikan sebagai barisan management trainee yang loyal pada ISIS serta menjadi harapan barisan terdepan perjuangan ISIS di kemudian hari.

Konon kabarnya, dana dukungan terhadap ISIS disalurkan melalui transaksi antar individu yang sulit dideteksi arusnya. Namun jika nama-nama terduga telah muncul, kemungkinan arus transaksi tersebut dapat dilacak hingga akhirnya ditemukan kejelasannya. Mari dukung pemerintah, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Kepolisian RI untuk segera tuntaskan dugaan mengkhawatirkan ini. Jangan lupa untuk tetap waspada akan bahaya ISIS di negeri ini!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun