Mohon tunggu...
Inovasi

Meme dan Etika Komunikasi

17 Mei 2016   16:41 Diperbarui: 17 Mei 2016   17:36 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar :https://www.facebook.com/ANTI-MEME-Comic-Indonesia-424891714231308/

Pendahulauan

Internet merupakan salah satu media yang saat ini sudah sangat populer di sebagian kalangan dan usia. Di dukung dengan adanya teknologi seperti smartphone, komputer, laptop, dan lain-lain yang semakin mempermudah pengguna mengakses internet baik untuk kebutuhan komunikasi jejaring sosial, mencari informasi atau sekedar mencari hiburan semata. Internet yang saat ini semakin menjadi sebuah kebutuhan pokok dimanfaatkan oleh sebagian kalangan untuk sarana promosi iklan, berjualan, dan lain-lain termasuk hiburan.

Salah satu fenomena hiburan di internet yang sedang populer saat ini adalah Meme.Meme sendiri adalah sebutan untuk sebuah konsep, ide, pemikiran, atau karya lainya yang digunakan di internet secara luas sebagai alternatif komunikasi verbal/visual secara linear, maupun untuk menggambarkan suatu keadaan, kultur, dan hal lainya yang dikemas dengan cara unik. Fenomena ini muncul dan berkembang di berbagai media sosial seperti twitter, facebook, dan instagram. Karena kepopuleranya meme sangat di minati oleh sabagian kalangan yang mayoritas adalah kalangan remaja yang mayoritas adalah pengguna media sosial. Berbagai macam guyonan mulai dari yang wajar hingga guyonan ‘nyeleneh’ di buat oleh para kreator-kreator meme yang mayoritas berusia remaja tersebut dengan kreatifitasnya masing-masing. Namun karena kebebasan di media sosial  tekadang guyonan-guyonan meme hasil karya para kreator meme terkesan tidak sopan dan tidak pantas untuk dinikmati sebagai mana guyonan yang sewajarnya. Banyak diantara meme-meme yang dibuat mengandung unsur mulai dari sindiran, kata kotor hingga pornografi.

Pembahasan

Meme berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘mimesis’ yang berarti tiruan.  Istilah meme sendiri diperkenalkan oleh pakar biologi asal Britania Raya bernama Richard Dawkins. Dalam bukunya “The Selfish Gene”Richard Dawkins memaknai meme sebagai unit informasi budaya berupa pemikiran ,ide, gagasan, kebiasaan, lagu, dan fesyenyang membentuk pola-pola kebudayaan tertentu. Femonena memesendiri sudah ada sejak lama di luar negeri. Namun meme baru masuk ke Indonesia beberapa yang tahun lalu. Salah satu situs memeterbesar Indonesia adalah MCI (Meme Comic Indonesia) yang masih eksis sampai saat ini.

Meme sendiri pada dasarnya adalah sarana berkomunikasi dalam penyampaian gagasan atau ide dari kreator ke audience atau pembaca meme. Para kreator meme sendiri memiliki kebebasan dalam mengkomunikasikan ide dan gagasan melalui meme. Karena kebebasan itu terkadang konten yang tidak seharusnya di buat lelucon menjadi hal biasa dan dianggap suatu yang layak untuk dibuat bahan candaan. Konten-konten yang terkesan tidak sopan dan tak jarang menyinggung pihak tertentu, bahkan pornografi menjadi hal yang biasa dan patut di jadikan bahan candaan. Berikut ini adalah beberapa contoh guyonan meme yang mengandung unsur negatif :

https://www.facebook.com/ANTI-MEME-Comic-Indonesia-424891714231308/
https://www.facebook.com/ANTI-MEME-Comic-Indonesia-424891714231308/
Sumber gambar :https://www.facebook.com/ANTI-MEME-Comic-Indonesia-424891714231308/
Sumber gambar :https://www.facebook.com/ANTI-MEME-Comic-Indonesia-424891714231308/
Gambar meme diatas menggunakan foto figur Presiden RI yaitu Jokowi yang di rekayasa dan ditambah dengan teks bertuliskan kata-kata yang kurang pantas. Mungkin kreator bermaksud Ingin mengkritisi, akan tetapi penggunaan caranya yang kurang tepat membuat meme ini berkesan kesan tidak sopan.

Sumber gambar :https://www.facebook.com/ANTI-MEME-Comic-Indonesia-424891714231308/
Sumber gambar :https://www.facebook.com/ANTI-MEME-Comic-Indonesia-424891714231308/
Gambar kedua menampilkan salah satu karakter meme yang ditambahi dengan kalimat yang membahas tentang Presiden RI pertama Ir. Soekarno. Kalimat tersebut sebenarnya tidak pantas dan tidak layak dibicarakan dan dibuat candaan sertaa diperbincangkan sebagai lelucon.

https://www.facebook.com/ANTI-MEME-Comic-Indonesia-424891714231308/
https://www.facebook.com/ANTI-MEME-Comic-Indonesia-424891714231308/
https://www.facebook.com/ANTI-MEME-Comic-Indonesia-424891714231308/
https://www.facebook.com/ANTI-MEME-Comic-Indonesia-424891714231308/
Gambar ketiga merupakan salah satu meme yang berbau pornografi. Meme ini memiliki makna yang ambigu dan sebenarnya memiliki makna yang negatif dengan mempermainkan semiotika.

Gambar-gambar meme diatas menandakan bahwa para kreator meme yang mayoritas adalah remaja kurang memahami bagaimana etika berkomunikasi yang baik. Di lihat dari kreator dan penikmat meme sendiri rata-rata berusia remaja yang pada dasarnya usia remaja adalah usia dimana masa terjadinya krisis identias dan pencarian identias atau jati diri dan remaja masih belum bisa manguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik dan psikisnya dikawatirkan pada usia ini manusia mudah terpengaruh oleh keadaan sekelilingnya dalam hal ini etika berkomunikasi. 

Oleh karena itu tidak sedikit gambar meme hasil kreasi para kreator yang menggunakan bahasa kurang sopan dan  permainan semiotika yang dapat menjadikan pembaca menjadi salah tangkap karena tak jarang konten yang disajikan mengandung makna yang negatif.

Media sosial menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia di era digital saat ini terutama remaja. Menurut Williamson sebagai mana dikutip widjajanto (2013:142) menyatakan bahwa media sosial adalah media yang di desain menyebar pesan melalui interakasi sosial dan dibuat dengan teknik-teknik publikasi yang sangat mudah di akses dan berskala besar. Media sosial menyediakan sebuah ruang, yang di dalamnya sesorang dapat mengekspresikan diri secara bebas, tanpa dibatasi dan dikendalikan oleh sebuah otoritas kekuasaan apa pun (negara, agama, Tuhan) yang menciptakan pribadi pribadi yang disebut cybernetic person, cybernaut, atau cyberpunk(Piliang : 2010). 

Media sosial yang awalnya digunakan hanya sebatas berkomunikasi online saja saat ini sudah dimanfaatkan sebagai sarana jual-beli, iklan, dan lain-lain termasuk penyebarluasan meme. Meme sendiri dengan mudah tersebar melalui jejaring sosial yang mana jejaring sosial dapat dengan bebas diakses oleh sumua kalangan tanpa ada batasan umur. Sehingga meme-meme yang tidak layak atau memiliki konten negatif dengan mudah tersebar di media sosial dan jika terjadi terus menerus dikhawatirkan konten dari meme yang kurang beretika tersebut dapat menyebabkan semakin merosotnya moral remaja, yang dimulai dari semakin rendahnya etika berbicara, dan pornografi yang dapat merusak psikis remaja. “Sebuah masyarakat tanpa etika adalah masyarakat yang menjelang kehancuran” ucap filsuf S. Jack Odell (Johansen, 1996: 6).

Kesimpulan

Sarana hiburan yang positif tentunya akan membawa dampak positif untuk siapa yang membutuhkanya. Tapi apabila cara mencari hiburan nya kurang tepat bahkan negatif maka yang akan didapat adalah sebaliknya. Meme-meme kurang layak yang tersebar di jejaring sosial akan menimbukan dampak negatif apabila tidak ada pengawasan. Kesadaran para kreator dalam berkomunikasi terutama etika berkomunikasi dan juga pembaca meme yang harus mampu lebih selektif membedakan mana konten negatif dan positif dalam meme menjadi hal utama yang perlu diperhatikan agar tidak tejadi penyelewangan dalam hal hiburan, terurama meme

Ada hal yang bisa di sepakati bahwa etika berhubungan dengan moral,”sistem tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia.”(L.Johansen:1996). Maka dari itu meme hasil kreasi para kreator yang seharusnya menjadi sarana hiburan dapat menjadi hiburan yang pantas dan bermanfaat untuk melepas penat kita tanpa harus mengandung konten-konten yang negatif.

Daftar pustaka

L.Johansen,Richard, 1996, Etika Komunikasi, Penerbit Rosda, Bandung

Piliang, Yasraf A, 2010, Post-realitas: Realitas Kebudayaan Dalam Era Post-Metafisika, Yogyakarta: Jalasutra.

Widjajanto, Kenmada, 2013,  Perencanaan Komunikasi: Konsep dan Aplikasi. Bandung: CV Ultimus.

 Jurnal

Aditya Nugraha, Ratih Hasanah Sudrajat, Berlian Primadani Satria Putri. “Fenomena Meme di Media Sosial : StudiEtnografi Virtual Posting Meme Pada Pengguna Media Sosial Instagram”, Prodi Ilmu Komunikasi, FakultasKomunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun