Mohon tunggu...
ralna nalle
ralna nalle Mohon Tunggu... -

Ralna in Waiting

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengoranan bukan Kenyamanan

24 Mei 2010   03:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:01 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hubungan dengan Tuhan bukanlah suatu kenyamanan. Ya.. saya menganggap Tuhan adalah Tuhan yang menolong dan mengerti masalah yang saya hadapi, Tuhan yang selalu memberi jalan keluar atas persoalan saya, Dia tempat curhat, sampai pada suatu titik di mana Tuhan saya anggap sebagai objek terakhir bukan yang utama ketika saya tidak memiliki teman untuk berbagi. Akhirnya pencarian saya terhadap Tuhan hanya ingin memuaskan keinginan - keinginan saya dan ketika doa saya dijawab, saya merasa senang seperti mendapat sebuah loteray seharga Rp. 10 M hmmmm begitu menyenangkan dan nyaman...

Dalam kitab II Samuel 24 : 24 "Lalu Daud mendirikan disana mezbah bagi Tuhan dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan . Maka Tuhan mengabulkan doa untuk negeri itu. Dan tulah itu berhenti menimpa orang Israel". Saya belajar kesungguhan hati Daud mencari Tuhan dengan mendirikan mezbah sambil berdoa ia mempersembahkan korban bakaran bagi Tuhan.
Mempersembahkan korban sambil berdoa
Tuhan tidak membutuhkan hanya Doa saja tapi juga Pengorbanan kita. Pertanyaan yang timbul dalam hati saya, sejauh mana hubungan saya dengan Tuhan adalah suatu Pengorbanan? atau hanya kenyamanan belaka? ya, lebih banyak kenyamanan dari pada pengorbanan. Kiranya Tuhan menguatkan dan memampukan saya untuk dapat berkorban (memikul salib). Pengorbanan inilah yang harus ada dalam hubungan anda dan saya dengan Tuhan (pikul salib) tidak hanya sekedar berdoa. Setiap orang kristen yang menerima Yesus mempunyai kewajiban untuk PIKUL SALIB dengan tulus dan sukacita tanpa ragu untuk kemuliaan Tuhan.

Saya ingin seperti seorang wanita yang mau memecahkan "pundi - pundi pualamnya di kaki Yesus". Bagi murid - murid ini adalah suatu pemborosan tapi menurut Tuhan, apa yang di lakukan wanita ini adalah PENGORBANAN untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan tanpa ragu. Ia rela memecahkan pundi - pundinya yang berisi minyak yang sangat mahal di kaki Yesus. wow ... kalau saya berada diposisi perempuan tersebut apakah saya dapat melakukan seperti yang ia lakukan? hmmmm akan susah memang kalau saya mengganggap hubungan saya dengan Tuhan dianggap sebagai suatu kenyamanan, bukan suatu pengorbanan (salib yang harus di pikul).

Daud dan Wanita ini telah membuka hati saya dan menyadarkan saya bagaimana seharusnya memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan. Memberi yang terbaik bagi Tuhan dengan ucapan syukur dan pengorbanan yang absolut. Saya ingin memecahkan pundi - pundi batu pualam saya yang mahal dan berharga (waktu dan talenta) di hadapan Tuhan.


  • Pundi - pundi berisi waktu : Memberi waktu yang terbaik bagi Tuhan. Sebagai contoh kecil : Memberi waktu utama di pagi hari lewat Daily Bread dan Doa sebelum memulai aktivitas, dan waktu di malam hari untuk merenungkan Firman dan bersyafaat sebelum beranjak tidur.

  • Pundi - pundi talenta : Menyadari bahwa apa yang dimiliki dalam diri adalah anugrah Tuhan, yaitu talenta atau kelebihan - kelebihan. Berikanlah itu untuk kemuliaan nama Tuhan.


Bahwa pasti ada halangan dan rintangan, seperti murid - murid yang menganggap bahwa a apa yang di lakukan wanita itu sebagai suatu "pemborosan" yang berbeda dengan pandangan Yesus. tetaplah berdoa dan meminta hikmat dan kekuatan dari Tuhan untuk dimampukan dalam menjalankan kehidupan dalam penyerahan penuh melalui pengorbanan dalam membina hubungan yang benar dengan Kristus.

Semoga saya pun dapat menyerahkan waktu yang terbaik dan talenta yang merupakan "Kotak Batu Pualam/Pundi - Pundi" saya sebagai suatu pengorbanan yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan. Bukan lagi suatu kenyamanan belaka, sekedar berdoa, menunggu Jawaban tanpa ada action.. Saya Meminta Yesus Menjawab.
Love in Christ
RYN

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun