Mohon tunggu...
Djoko Nawolo
Djoko Nawolo Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pemerhati sosial

Sekedar menyalurkan hobi berceloteh tentang segala hal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan Lebaran 2

21 Juli 2015   18:35 Diperbarui: 21 Juli 2015   18:35 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Peristiwa menghebohkan di Tolikara kemaren, entah apapun penyebab yang sebenarnya, apakah hanya sekedar miskomunikasi penggunaan speaker, sentimen agama, persoalan pengelolaan anggaran hingga campur tangan intelijen seperti yang dianalisa oleh orang, seharusnya cukup mampu memberikan pemahaman pentingnya manajemen konflik secara kolektif. Bila melihat tidak adanya unsur separatisme atau pemberontakan bersenjata pada peristiwa itu, seharusnya TNI tidak perlu proaktif menyikapinya, dan justru komponen lainlah yang lebih bertanggung jawab. Namun, mengingat kondisi geografis dan sosial yang sulit, rasanya hanya prajurit-prajurit TNI lah yang memiliki kemampuan untuk bereaksi secara cepat melakukan pencegahan dan penindakan. Walaupun begitu, pihak lain tidak serta merta kemudian menyandarkan sepenuhnya penyelesaian masalah itu kepada TNI. Sebaiknya TNI hanya melakukan langkah-langkah awal yang cepat, selanjutnya diserahkan kepada pihak lain yang lebih berwenang.

Jika kesadaran akan pentingnya manajemen konflik secara kolektif ini dimiliki oleh semua unsur, niscaya persoalan-persoalan pelik seperti di Aceh dan Papua akan bisa lebih ditekan agar tidak menjadi laten. Bagi TNI, tidak masalah siapapun yang menjadi leading sector penanganan persoalan Papua asalkan memiliki kapasitas dan kapabilitas yang memadai. Seluruh komponen yang lain akan bersinergi untuk bersama-sama mendukung sesuai bidang tugas dan fungsinya. Dan yang lebih penting adalah, komitmen pengabdian secara tulus dan ikhlas harus dikedepankan dan tidak dikotori oleh kepentigan-kepentingan individu atau kelompok.

Jangan seperti negara produsen senjata yang terkesan sengaja membiarkan atau membuat konflik di suatu wilayah agar bisnis senjata nya tetap jalan, atau menciptakan konflik demi mengaburkan tujuan yang sebenarnya. Kekayaan alam yang tersimpan dibawah ataupun di atas permukaan bumi Papua sangat menggiurkan. Jangan ada ambisi untuk menguasainya demi kepentingan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun