Diatas ubin granit yang dingin daku (saya / aku ) dan keluarga makan bersama di istana kecil yang berada di Cikeas Udik. Suasana malam itu tanggal 27 juni 2016 terpencar sedikit keceriaan. Suara daku dan vita (ponakan) menyemangati Bapak untuk mengunyah dan menelan makanan yang di suapi oleh Ibu. Bapak dan Kakak daku Satria sedang sakit keras. Bapak sudah dalam kondisi bed rest dimana makan harus disuapi dan buang air kecil / besar di bopong ke toilet. Sedangkan kakak daku berjalan sudah tidak stabil dikarenakan cairan berlebih yang menekan otak di kepala.
Malam itu merupakan makan bersama terakhir dengan Almarhum Bapak karena keesokan harinya pada saat azan Maghrib berkumandang Bapak berpulang. Bapak sudah sulit berkomunikasi tetapi menunjukkan rasa bahagianya didepan kami, istri - anak dan cucu'nya. Momen ini amat spesial karena makan bersama merupakan sebuah momen yang sulit ditemui ketika kami masih sehat semua dan kami anak-anak Bapak tertelan waktu karena sibuk berkerja. Apalagi sebelum kakak daku sakit parah.
Sebuah momen makan bersama akan selalu daku kenang. Sebelum Bapak, Ibu dan Kakak ngumpul di rumah daku saat ini, untuk mendapatkan momen makan bersama cukup sulit terjadi. Bapak sudah berkerja di Bandung semenjak daku berada di jenjang Sekolah Menegah Pertama (SMP) di akhir tahun 90an. Daku dan keluarga baru bisa mendapatkan momen makan bersama ketika Bapak 2 (dua) minggu sekali pulang ke Jakarta. Momen itu sangat ditunggu karena pada saat makan bersama itulah Bapak memberikan kami makanan yang enak-enak.Â
Ayam Kentucky Menjadi Sebutan Yang melegenda di Keluarga Daku
Diantara makanan yang acapkali Bapak bawa, Ayam Kentucky merupakan salah satu yang terfavorit. Karena pada saat daku masih SMP dan SMA menikmati ayam bertepung gurih dengan daging yang renyah dan lembut terasa exclusive. Jujur saja pada waktu tersebut menikmati Ayam Kentucky sebutan keluarga kami untuk Kentucky Fried Chicken (KFC) tidak lah mudah seperti saat ini. Gerai Kentucky Fried Chicken masih jarang ditemui. Harus ke Blok-M atau Mall ternama untuk bisa menikmatinya. Saat itu kami masih tinggal di Pondok-Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Bapak pernah bertanya "Kok nggak di habiskan dek !!!!! ..."
"Buat besok lagi Pak ..." jawab daku
Ia hanya tersenyum mendengar jawaban daku itu. Menurut daku itu bukan karena bapak tidak mampu membeli lagi tetapi lebih ada cerita dibalik sebuah makan bersama. Ketika daku sudah beranjak dewasa, kisah daku menyisihkan Ayam Kentucky menjadi bahan becandaan dan membuat sebuah tawa...."Sweet Memory"....
Sejarah Ayam Kentucky "Tidak Ada Kata terlambat Untuk Sukses"