Selama puluhan tahun karir politiknya, Shirley Chisholm banyak yang dicapai. Ia merupakan seorang aktivis sosial dan pendidik yang menjadi anggota kongres dari Bedford-Stuyvesant di Brooklyn di New York.
Ia menjadi wanita kulit hitam pertama yang terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota pendiri Kongres Kaukus Kulit Hitam dan kemudian, Kongres Kaukus Wanita Kongres.Â
Namun yang paling signifikan, hanya beberapa tahun setelah tiba di Kongres, Chisholm menjadi perempuan kulit hitam pertama yang mencalonkan diri sebagai kandidat presiden Amerika Serikat dari partai besar.
Dirinya  yang mungkin saja dianggap sebagai pelopor dan meruntuhkan hambatan serta membuka jalan bagi orang-orang seperti Presiden Barack Obama (warga kulit hitam) dan Hillary Clinton (perempuan).
Shirley pertama kali terpilih menjadi anggota Kongres pada tahun 1968 dan ketika dia menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat, dia dengan cepat menjadi terkenal tidak hanya karena ras atau gendernya, tetapi karena sikapnya yang blak-blakan dan tidak takut untuk memperjuangkan apa yang dia yakini "benar".
Tokoh ini berani mendobrak batas, sebagai seorang aktivis, dia tidak hanya duduk diam dan mengamati. Dirinya berani bersuara agar bisa fokus pada permasalahan bangsanya saat itu.
Dalam pidatonya pertamanya di dewan pada tanggal 26 Maret 1969, dia secara tegas menentang Perang Vietnam, dan menolak pengiriman anggota militer baru ke Vietnam.Â
Dia juga sosok yang memperjuangkan hak-hak imigran, peningkatkan akses terhadap pendidikan dan membantu membentuk Komisi Keamanan Produk Konsumen.Â
Pada saat Shirley di dewan, banyak anggota kongres yang tidak membayangkan ada seorang perempuan, dan berkulit hitam bisa masuk kongres.
Bahkan dalam scene film tergambarkan ada beberapa orang di Kongres tidak menghormatinya. Ada anggota dewan yang selalu meledeknya setiap bertemu, dengan menyindir kok bisa kamu mendapatkan gaji dengan jumlah yang sama seperti kami (pria kulit putih).
Shirley sosok yang menonjol dan tidak banyak yang mau mendukungnya karena isu ras (kulit hitam), seorang perempuan dan berasal dari kalangan bawah. Tapi dirinya melihat situasi itu tidak mau mundur. Dia tidak mau menerima keadaan, dia pergi untuk mengubah keadaan.