Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ciamik! 13 Bom di Jakarta, Film Aksi Indonesia Terbesar 2023

1 Januari 2024   18:32 Diperbarui: 1 Januari 2024   19:01 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Scene bom ledek di truk pembawa uang | sumber foto: 13 Bom di Jakarta

“saya Arok, kami telah memperingatkan Badan Kontra Terorisme atas apa yang akan terjadi. Tapi mereka selalu mengabaikan aspirasi dari bawah dan menganggap remeh kemampuan rakyatnya. Pemerintah pasti sedang bertanya, apa yang sedang terjadi ?

Lalu menyiapkan kelompok yang bisa disalahkan dan merancang teori konspirasi tanpa mengerti alasan mendasar atas aksi teror yang akan terjadi.

Setiap doktrin pertumbuhan ekonomi akan membuat elit kaya menjadi makin kaya, dan rakyat kecil terus dieksploitasi dan hidup sengsara.

Dan atas nama kemiskinan sistematis yang terjadi sepanjang hidup kita. Kami melancarkan perlawanan terhadap ketidakadilan, oligarki dan mafia keuangan.

Keadilan akan ditegakkan dengan cara radikal dan kesempatan setiap orang untuk setara dalam kehidupan ini harus dikembalikkan.

Satu bom sudah diledakkan, masih ada 12 bom lain, sistem yang rakus ini harus bertanggung jawab, dan sekarang waktunya kita melawan"

- Ucap Arok di Rekaman Ancaman kepada Badan Kontra Terorisme yang disiarkan ke seluruh negeri

Karya Angga Dwimas Sasongko di penutup tahun 2023 penuh dengan ledakan dan desingan peluru. Aksi brutal dan terbilang berani menampilkan hal yang dilarang diwaktu yang lalu, tikam menikam terekspose. 

Film berkode 17 + yang berjudul  13 Bom di Jakarta diklaim sebagai film aksi Indonesia terbesar pada 2023.

WhatsApps Group pecinta film timbul perdebatan, tanggapan masing-masing terpampang menunjukkan bahwa film ini memang layak ditonton. 

Suka atau tidak suka itu hal yang wajar, bahkan ada yang memberi rate 3,5 tapi lebih banyak yang mengatakan bagus (7-8.5) dan membuat Daku heran ada yang memberi rate 10.

Film ini mengusung aksi-kontra terorisme, spionase yang menawarkan suguhan genre berbeda dimana sepanjang 2023 box office Indonesia didominasi oleh film bergenre horor.

Rio Dewanto berperan sebagai Arok | Sumber Foto: IG @13bomdijakarta
Rio Dewanto berperan sebagai Arok | Sumber Foto: IG @13bomdijakarta

Film ini amat jelas menampilkan performa terbaik dari aktor Rio Dewanto (Arok), Ardito Pramono (William), Chicco Kurniawan (Oscar), Niken Anjani (Gita), Putri Ayudya (Karin), Ganindra Bimo (Emil), Rukman Rosadi (Damaskus), Andri mashadi (Fajar), Lutesha (Agnes), dkk. 

Tapi, Angga Dwimas Sasongko memaksakan kesan sexy pada pemeran wanita Putri Ayudya dengan melepas 2 kancing atas pada pakaian yang dikenakan berbahan satin mengkilap. Agar tulang clavicula terlihat, baju atasan Putri Ayudya sengaja ditarik ke belakang leher agar dada atas terekspose.

Niken Anjani juga terlihat di beberapa scene melepas 2 kancing bagian atas di ruang kerja Badan Kontra Terorisme yang merupakan institusi pemerintah. Kok boleh menggunakan pakaian seperti itu di ruangan Institusi Pemerintah ?

Keduanya ternyata floop menampilkan kesan sexy, layaknya Amy Adams yang memerankan Lois Lane yang juga gagal terlihat sexy dengan melepas 2 kancing atas pakaian pada saat mewawancara Superman (Man Of Steel).

Rumah produksi Visinema dengan skala produksi besar terlihat serius. Berdurasi dua jam setengah, film ini menampilkan adegan per adegan begitu menegangkan dari awal hingga akhir cerita, membuat penonton sedikit waktu menghela nafas.

Poster 13 Bom di Jakarta | Sumber Foto: Visinema
Poster 13 Bom di Jakarta | Sumber Foto: Visinema

10 menit awal scene Film 13 Bom di Jakarta sudah berhasil menghadirkan teror dari kelompok Arok. Selanjutnya, intensitas teror kelompok Arok dan usaha kontra terorisme ICTA dikemas dengan padat sehingga tetap terjaga ketegangannya.

Alur cerita dimulai dengan sekumpulan teroris melancarkan teror dengan ancaman 13 bom yang akan diledakkan setiap 8 jam yang disebar di seantero Jakarta. 

Syarat dari Arok untuk menghentikan aksi teror tersebut adalah dengan imbalan dalam bentuk 100 bitcoin, atau bom berikutnya akan diledakkan.

Penelusuran Badan Kontra Terorisme melacak siapakah pelaku teror ? yang kemudian mengarah pada Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pramono) pengelola Indodax yang dianggap terlibat.

"Kalian yg memperkenalkan uang digital kepada Kami dan kalian yang membuat Kami yakin bahwa sistem keuangan konvensional yang korup dapat digantikan. 

Kalian membayangkan menggantikan dunia yang lama tapi tetap memutuskan tetap berkrompomi. Dan kami dapat membantu kalian mempercepat itu terjadi tanpa perlu berkompromi.

Setiap harinya banyak orang yang mati karena kelaparan, karena dimiskinkan secara sistemik, dulu ditempat perbatasan tempat Saya bertugas, orang-orang mati karena kurangnya fasilitas kesehatan tapi bukan karena bom.

Kami tidak butuh uang, Kami disini mengisi hari-hari yang kosong. Karena yang kami punya sudah dirampas, dirampas oleh sistem keuangan yang korup.

Mulanya istri Saya tertipu produk asuransi, tapi Kami masih bisa bertahan dan memperbaiki keadaan. Kemudian seorang kawan menawari untuk masuk Koperasi dana Surya. Lalu istri Saya menjadi nasabah koperasi tersebut, dan juga sales menjual produk mereka ke tetangga, keluarga dan kawan-kawan.

Istri Saya lalu terpukul ketika kasus penggelapan muncul, semua orang mengincar dan menyalahkan istri Saya sehingga dia depresi. Latihan militer besar tidak bisa membuat Saya berada dirumah ketika pengadilan memutuskan pejabat Koperasi Dana Surya tidak bersalah, pada hari itu istri Saya gantung diri.

Tidak lama setelah itu, anak saya masuk rumah sakit sampai akhirnya dia meninggal. Kami manusia-manusia tanpa sisa yang dikubur Tuhan di negeri ini.

Semua orang bahkan institusi-institusi yang berTuhan sekalipun menyembah ini (uang), lalu kalian datang dengan sesuatu yang revolusioner, tapi mereka yg menyembah ini (uang) selalu saja menghambat kalian, hanya Kami yang dapat memberikan loncatan untuk menghancurkan mereka. Yang perlu kalian lakukan hanya membangun ulang apa yang kami hancurkan…gampangkan…"

-Dialog Arok dengan Oscar tentang kenapa melakukan aksi teror

Motif Arok melakukan aksi teror memiliki kesamaan peristiwa yang sama dengan Waluyo (Muhammad Khan). Gara-gara telat bayar KPR selama 3 bulan, Waluyo harus kehilangan rumah. 

Sudah jatuh tertimpa tangga, ibunya sempat pakai uang tabungannya untuk investasi di Koperasi Dana Surya yang terkena kasus penggelapan uang. Akibat depresi, Ibunya Waluyo sakit dan meninggal. 

"Tidak ada uang, tidak ada rumah, tidak ada ibu, saya pingin menghancurkan sistem yang bobrok tapi tidak mengorbankan masyarakat sipil. Di hari saya bermaksud meledakkan koperasi Dana Surya, saya bertemu dengan bang Ismail sebagai mantan komandan pasukan elit, nalurinya terlatih, dia mengajak saya membangun semua ini." lirih Waluyo mengungkap alasan ia terlibat aksi teror.

Motif dari aksi teror ini yang menjadi perdebatan bagi para pecinta film, dan bagaimana situasi akibat penipuan dapat menarik banyak orang untuk loyal dan berani mati atas tujuan yang diusung. 

Apakah terkait sponsor film ? tapi banyak penonton tak menyadarinya kecuali yang pernah menyentuh informasi bitcoin.

Faktor yang bisa diberikan poin positif pada desain produksinya. Mulai dari properti yang begitu detail, dan musik / audio sebagai pemberi atmosfer dalam film. 

Film ini menampilkan practical effects yang ciamik, dan juga tambahan efek visual CGI walaupun bom di bandara Soekarno-Hatta kurang mengigit. Tone dari film ini cendrung gelap, seperti film Gundala. Bahkan lebih banyak scene dalam ruangan.

Poster 13 Bom di Jakarta | Sumber Foto: visenima
Poster 13 Bom di Jakarta | Sumber Foto: visenima

Film aksi tidak lepas dari senjata, berbagai jenis senjata api turut digunakan seperti pistol (Sig Sauer MCX, Sig Sauer P226, M1911 ) senapan serbu (AK-47, M-16 series), senapan modern (AR-15 dan XM177) , senapan mesin yakni M2 Browning Machine Gun, hingga roket luncur RPG.

Produksi film terbilang masif dan megah, dan dapat dikatakan film aksi Indonesia terbesar pada 2023 memang benar adanya, karena di tahun kelinci air ini tidak ada film aksi Indonesia yang menyainginya.

 Rate: 8,5 / 10

_

Salam hangat, Blogger Udik dari Cikeas,

Bro Agan aka Andri Mastiyanto

Threads @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan I Instagram @andrie_gan I Blog - kompasiana.com/rakyatjelata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun