Ada juga sudut interaktif di mana pengunjung dapat mencoba merakit dan melukis layang-layang aduan sederhana yang dipandu oleh guide. Setelah selesai merakit, langsung dapat mencoba melepaskannya di taman.
Sebelum meninggalkan museum, Daku berkesempatan untuk menyaksikan bagaimana pengunjung anak-anak berusaha menerbangkan layang-layang di area taman.Â
Terlihat kebahagiaan dan tawa di muka mereka ketika layang-layang dapat terbang dan bersaing di udara, menciptakan tarian warna-warni yang menghipnotis jiwa. Daku duduk di pendopo memperhatikan sambil merenung menikmati pertunjukan cinta yang begitu indah.
Kunjungan Daku ke Museum Layang-Layang bukan hanya melibatkan fisik, tetapi juga jiwa dan memori. Daku pulang dengan rasa bahagia yang mendalam terhadap keindahan , keunikan dan keberagaman layang-layang.
Museum ini ternyata memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin belajar karawitan dan tari. Museum ini, dibuka mulai pukul 9.00 WIB hingga 17.00 WIB.
Tulisan ini merupakan wujud apresiasi terhadap sosok  Endang W. Puspoyo yang bersedia mengerahkan materi, waktu dan upaya terhadap seni yang telah ada sejak jaman prasejarah ini Layang-Layang.Â
Tidak banyak museum yang dikelola secara mandiri oleh individu, kalau bukan karena kecintaan dan kenangan tentu tidak akan berdiri Museum Layang-Layang Indonesia.
Apresiasi yang lebih besar Daku berikan terhadap para pembuat layang-layang yang melahirkan seni dan termunculkan kreativitas manusia yang terbang bebas di langit biru.
Liburan Tahun Baru 2024, bagi para pemilik memori main layangan, atau keluarga yang ingin memperkenalkan layang-layang kepada putera-puteri, Museum Layang Layang Indonesia merupakan tempat yang tepat.
---