Drama series layangan putus beberapa bulan terakhir ngehits dikalangan kawula muda, emak-emak pecinta sinetron dan tentunya yang sebel dengan pelakor.
Web series ini menggunakan judul layangan putus tentunya karena berhubungan analogi dari kata tersebut. Layangan putus bisa diartikan terombang ambing entah kemana, sesuai kemana angin membawanya.
Layangan pun menjadi hal yang asyik untuk diperbincangkan karena web series yang viral itu, tapi apakah kita sudah cukup mengenal dengan layangan itu sendiri ?
Mungkin, masyarakat umum hanya mengenal layang-layang merupakan salah-satu permainan yang memberikan histori di masa kecil. Begitu pun dengan daku (saya), kenangan bermain layang-layang masih ada diingatan.
Tidak hanya di Indonesia saja, permainan layang-layang juga banyak dimainkan di beberapa negara. Pengetahuan ini, harus daku cari, untuk itu daku berkunjung ke Museum Layang-Layang Indonesia.
Daku pun berkesempatan mengunjungi dan mengeksplore Museum Layang-layang Indonesia, yang terletak di Jalan H. Kamang, Pondok Labu, Jakarta Selatan bersama 9 orang dari Komunitas Backpacker Jakarta Group Sejarah dan Museum (BPJ SEMU).
Minggu, 23 Januari 2021 pukul 10.00 WIB, daku menjejak Museum Layang-Layang yang didirikan oleh Endang W. Puspoyo, seorang pakar kecantikan yang saat ini telah berusia 71 tahun.