Dunia Penerbangan Indonesia dikagetkan pada hari sabtu, 09 Januari 2021, dengan jatuhnya pesawat komersil Sriwjaya Air SJ-182-PNK di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.Â
Pesawat yang jatuh ini memiliki rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB.
Sriwijaya Air lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Pesawat yang jatuh ini mengangkut 62 manifes yang terdiri dari 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak-anak, dan 3 bayi.
Sampai blogpost ini ditulis belum ditemukan bangkai pesawat. Diduga bangkai pesawat berada dikedalaman laut perairan kepulauan seribu disekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Sejak semalam, Sabtu, 09 Januari 2020 sudah diturunkan 5 Kapal Republik Indonesia (KRI) untuk melakukan pencarian.Â
Salah-satu KRI yang akan dilibatkan ialah KRI Rigel. Kapal perang milik TNI AL ini berkali-kali disebutkan saat konfrensi pers, 10 Januari 2021, oleh Panglima TNI.
Tentunya penyebutan KRI Rigel oleh Panglima TNI dibandingkan KRI lainnya bukan tanpa sebab. Panglima TNI mengisyaratkan KRI Rigel menjadi andalan Satgas Pencarian kotak hitam dan bangkai Pesawat Sriwijaya Air di dasar laut.
KRI Rigel ini merupakan kapal berteknologi tinggi yang memiliki kemampuan mengambil foto tiga dimensi di dalam air. Untuk itu KRI Rigel menjadi harapan dalam pelaksanaan pencarian.
Kapal berteknologi tinggi ini merupakan kapal multipurpose. KRI Rigel sudah teruji dan memiliki pengalaman dalam melakukan pencarian pesawat jatuh. Pada saat Lion Air jatuh, KRI ini yang melaksanakan pencarian bawah lautnya.
KRI ini merupakan kapal survei dan pemetaan yang cukup canggih karena dilengkapi dengan peralatan survei hidro-oseanografi terbaru yang dapat digunakan untuk pengumpulan data laut dalam hingga 1000 meter.
Kapal ini jenis Batiments Hydro-Oceanographiques/BHO (kapal hidro-oseanografi) atau disebut juga Offshore Survey Vessels bertipe SC-190 WB.Â