Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 104 x Prestasi Digital Competition (69 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Haru Menjadi Juri Lomba Menulis bagi Orang Tua Anak Gangguan Hati (Pejuang Hati)

3 September 2020   06:33 Diperbarui: 6 September 2020   17:32 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Pengalaman Haru Menjadi Juri Lomba Menulis Bagi Orang Tua Anak Gangguan Hati (Pejuang Hati) I Sumber Foto : dokpri

Sebuah pengalaman haru saya dapatkan dua minggu lalu, ketika diminta menjadi juri lomba menulis artikel oleh seorang teman staff Instalasi Farmasi di RSKO Jakarta yang juga bergerak dalam kegiatan sosial (social movement). Teman saya ini bernama Dyah Putri Ambarwati, dirinya biasa dipanggil dengan sebutan Puput. 

Puput dan voulenter lainnya menjalankan gerakan sosial yang menyediakan Rumah Singgah bagi keluarga yang membutuhkan. Rumah Singgah ini dikhususkan dan ditujukan bagi para Pejuang Hati ( sebutan bagi orang tua dan anaknya yang teridentifikasi mempunyai kelaianan / gangguan hati kronis ). Rumah Singgah itu mereka beri nama Rumah Singgah Pejuang Hati.

Deskripsi : Rumah Singgah Pejuang Hati mendapatkan kunjungan Bapak Anies Baswedan I Sumber Foto : Rumah Singgah Pejuang Hati
Deskripsi : Rumah Singgah Pejuang Hati mendapatkan kunjungan Bapak Anies Baswedan I Sumber Foto : Rumah Singgah Pejuang Hati
Rumah yang jadikan rumah singgah merupakan bangunan 2 (dua) lantai yang Puput sewa yang beralamat di Jl.Kenari 2 No.177 tak jauh dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tempat mereka berobat dan menggantungkan harapan kesembuhan anak mereka.

Berdasarkan keterangan Puput, adapun yang berhak tinggal disana adalah orang tua dari luar Jabodetabek yang tidak memiliki kemampuan untuk hidup di Jakarta, sedangkan kondisi anak mereka memaksa untuk mereka tetap ada di Jakarta sampai anak mereka menjalani transplantasi hati.

Baca Juga : ASN Inspiratif 2020 ; Dyah Putri Ambarwati Penggagas Rumah Singgah Pejuang Hati

Pejuang Hati dari berbagai daerah pernah menerima manfaat rumah singgah ini, dari Aceh, Papua, Gorontalo, Maksar, Lampung, Sumbawa, Tegal, Malang, Sidoarjo, Bandung di Rumah Singgah Pejuang Hati.

Awalnya saya terkaget kenapa saya dijadikan seorang juri lomba menulis ? padahal diri saya bukan salah-satu voulenter atau pengelola portal / sosial media Rumah SInggah Pejuang Hati. Saya hanyalah seorang blogger biasa yang belum begitu pakar dan seorang yang berprofesi sebagai Penyuluh Kesehatan Masyarakat di RSKO Jakarta. 

Saya pun bertanya kepada Puput, kenapa saya dipilih ? hal ini saya lakukan agar tidak penasaran dan menduga-menduga. Saya mendapatkan jawaban bahwa dirinya meminta saya karena dianggap sudah berpengalaman sepuluh tahun dalam dunia menulis dan sudah banyak makan asam garam dalam dunia menulis khususnya blog. 

Apakah memang begitu ? oke saja kalau alasan itu, tapi alasan lainnya hanya Puput yang tau.

Ternyata dirinya menginginkan saya menilai tulisan yang menginspirasi, ringan dan edukatif dari sebuah lomba menulis artikel dengan tema "Makna Kemerdekaan Indonesia Bagi Pejuang Hati".

Deskripsi : Syarat dan Ketentuan Lomba Menulis Artikel Makna Kemerdekaan Indonesia bagi pejuang Hati I Sumber Foto : Rumah Singgah Pejuang Hati
Deskripsi : Syarat dan Ketentuan Lomba Menulis Artikel Makna Kemerdekaan Indonesia bagi pejuang Hati I Sumber Foto : Rumah Singgah Pejuang Hati
Lomba menulis artikel ini memiliki syarat dan ketentuan dimana peserta ialah harus orang tua Pejuang Hati, tulisan merupakan karya sendiri, tulisan belum pernah dipublikasikan di media manapun, panjang tulisan 1 s/d 2 halaman, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan penulisan menggunakan jenis font calibri ukuran 11 pt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun