Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pasar Luar Negeri Tertarik Alutsista RI, Industri Pertahanan Mulai Bangkit

24 Desember 2019   13:10 Diperbarui: 25 Desember 2019   14:15 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Tank Medium Harimau buatan PT.Pindad membuat tertarik negara lain I Sumber Foto: PT.Pindad

"Jangan belanja, tapi investasi. Anggaran (pertahanan) kita akan pakai buat membangun industri alutsista," tegas Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas tentang program dan kegiatan bidang politik, hukum dan keamanan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Beberapa negara tetangga di Asia dan Afrika dalam beberapa tahun kebelakang mengimpor alutsista RI tanda kepercayaan produk Indonesia. Kementerian Pertahanan RI pada 22 November 2018, melalui komentar Laksda TNI Agus Setyadi, Kepala Badan Sarana Pertahanan menyatakan industri pertahanan RI telah berhasil mengekspor senilai $ 284,1 juta antara tahun 2015-2018. Hasil penjualan tersebut berasal dari 4 perusahaan, yakni PT.Pindad, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT PAL dan PT Lundin.

Bila melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor kendaraan tempur dan sparepart nya pada 2010 sebesar USD 60 juta. Pada 2017 nilainya melonjak jadi USD 745,18 juta atau lebih dari Rp.10 triliun.

Deskripsi : Ekspor Industri Pertahanan Indonesia Tahun 2018 I Sumber Foto: akurat.co
Deskripsi : Ekspor Industri Pertahanan Indonesia Tahun 2018 I Sumber Foto: akurat.co
Pada periode Januari-Juni 2018, nilai ekspor kendaraan tempur nasional kembali meningkat lebih dari 51 persen. Dari USD 309,54 juta menjadi USD 467,89 juta. Setidaknya ada 80 panser Anoa berbagai type buatan dalam negeri digunakan dalam misi perdamaian PBB di Asia dan Afrika. 

Sedangkan nilai ekspor kendaraan tempur dan sparepart nya di tahun 2019 adalah US$ 1,07 miliar selama Januari-September 2019, atau naik 37,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain PT. Pindad adapula PTDI telah berhasil mengekspor sebesar $ 161 juta melalui penjualan pesawat angkut CN-235 dan NC-212 dibawah lisensi dari Airbus. Sedangkan PT PAL berhasil mengekspor sebesar $ 86,9 juta atas penjualan dua unit Strategic Sealift Vessels ke Filipina. 

Ada juga PT Lundin Industry Invest, produsen kapal tempur yang mengambil basis teknologi di Swedia, sampai dengan november 2018 perseroan ini telah mengekspor 17 kapal ke Eropa. Tipe kapal yang di ekspor terdiri dari 15 kapal itu tipe pinguin, dan 2 kapal sisanya tipe G7.

Baca juga : Industri Pertahanan Indonesia 10 Tahun Mendatang, seperti apa ❓

Adapun pada Januari-September 2019, BPS mencatat ekspor senjata dan amunisi Indonesia bernilai US$ 479.500. Memang sangat kecil dibandingkan total ekspor yang mencapai US$ 124,17 miliar, tetapi ekspor senjata dan amunisi tumbuh 500,26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sampai dengan bulan september 2019, negara tujuan ekspor utama senjata dan amunisi Indonesia adalah Afrika Selatan. Nilainya US$ 284.832, naik sebesar 9.319,05% dibandingkan periode yang sama pada 2018. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun