"Jangan belanja, tapi investasi. Anggaran (pertahanan) kita akan pakai buat membangun industri alutsista," tegas Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas tentang program dan kegiatan bidang politik, hukum dan keamanan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Beberapa negara tetangga di Asia dan Afrika dalam beberapa tahun kebelakang mengimpor alutsista RI tanda kepercayaan produk Indonesia. Kementerian Pertahanan RI pada 22 November 2018, melalui komentar Laksda TNI Agus Setyadi, Kepala Badan Sarana Pertahanan menyatakan industri pertahanan RI telah berhasil mengekspor senilai $ 284,1 juta antara tahun 2015-2018. Hasil penjualan tersebut berasal dari 4 perusahaan, yakni PT.Pindad, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT PAL dan PT Lundin.
Bila melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor kendaraan tempur dan sparepart nya pada 2010 sebesar USD 60 juta. Pada 2017 nilainya melonjak jadi USD 745,18 juta atau lebih dari Rp.10 triliun.
Sedangkan nilai ekspor kendaraan tempur dan sparepart nya di tahun 2019 adalah US$ 1,07 miliar selama Januari-September 2019, atau naik 37,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain PT. Pindad adapula PTDI telah berhasil mengekspor sebesar $ 161 juta melalui penjualan pesawat angkut CN-235 dan NC-212 dibawah lisensi dari Airbus. Sedangkan PT PAL berhasil mengekspor sebesar $ 86,9 juta atas penjualan dua unit Strategic Sealift Vessels ke Filipina.
Ada juga PT Lundin Industry Invest, produsen kapal tempur yang mengambil basis teknologi di Swedia, sampai dengan november 2018 perseroan ini telah mengekspor 17 kapal ke Eropa. Tipe kapal yang di ekspor terdiri dari 15 kapal itu tipe pinguin, dan 2 kapal sisanya tipe G7.
Baca juga : Industri Pertahanan Indonesia 10 Tahun Mendatang, seperti apa ❓
Adapun pada Januari-September 2019, BPS mencatat ekspor senjata dan amunisi Indonesia bernilai US$ 479.500. Memang sangat kecil dibandingkan total ekspor yang mencapai US$ 124,17 miliar, tetapi ekspor senjata dan amunisi tumbuh 500,26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sampai dengan bulan september 2019, negara tujuan ekspor utama senjata dan amunisi Indonesia adalah Afrika Selatan. Nilainya US$ 284.832, naik sebesar 9.319,05% dibandingkan periode yang sama pada 2018.