Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Traveler Rentan Risiko, FWD Life Menjawab di Kompasiana Nangkring

20 Desember 2019   23:01 Diperbarui: 20 Desember 2019   23:16 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Dayu Hatmanti seorang Influencer (tengah) dan Mada Aryanugraha, seorang Financial Planner (kanan baju kotak-kotak I Sumber Foto : dokpri

Bagi daku (saya) pensiunan backpacker ikutan Nangkring bersama FWD Life, 18 Desember 2019, mengingatkan kembali bagaimana hobi itu bisa membunuh mu. Daku menjadi seorang backpacker addict (penggila jalan-jalan) dari 2009 s/d triwulan pertama 2016. Gara-gara hobi ini daku pernah menjadi best member Backpacker Jakarta 2014 dan salah-satu dari 6 nominator inspiratif member Backpacker Jakarta 2016.

Bisa menjalani passion seperti traveling dengan rasa aman dan nyaman adalah impian banyak backpacker / traveler / touris.  Terlebih bila sudah memiliki perlindungan yang aman terutama bagi yang menjalani rutinitas sesuai dengan gaya dan hobinya, salah satu contohnya adalah memiliki passion traveling dengan resiko tinggi (extreme traveling / sport).

Bagi para backpacker yang rutin menjejak bumi pastinya pernah mengalami peristiwa yang dapat membahayakan jiwa apakah itu luka atau nyawa. Daku pernah hampir tewas terbawa arus Selat Sunda di tahun 2011 sewaktu berenang disekitar Gunung Krakatau. Beberapa luka dan tersesat pernah daku alami saat traveling dari periode 2009 s/d 2006, salah-salah-satunya di Pulau Sangiang, Banten di tahun 2014.

Saat ini daku sudah sangat mengurangi traveling, dalam setahun bisa dihitung dengan jari. Terakhir daku traveling di bulan november 2019 bersama Jakarta Food Traveling ke salah-satu pulau buatan di utara Jakarta. Sebetulnya lebih pada rindu saja bila traveling kembali.

Deskripsi : Fitriannisa Soegiharto , Head Corporate Communications & CSR FWD (kanan berbaju putih) I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Fitriannisa Soegiharto , Head Corporate Communications & CSR FWD (kanan berbaju putih) I Sumber Foto : dokpri
Dari kegiatan Kompasiana Nangkring kali ini daku mendapatkan perspektif yang berbeda menyangkut asuransi. Fitriannisa Soegiharto , Head Corporate Communications & CSR FWD mengungkapkan "Kenapa kita (FWD Life) berkerjasama dengan Kompasiana karena untuk mensosialisasikan bagaimana asuransi itu amat penting dalam menjalani passion". ungkapnya di Ocha & Bella, Morrisey, Jakarta (18/12/2019).

Lanjutnya FWD Life di Indonesia sudah ada sejak 2013, kita punya visi merubah cara pandang masyarakat terhadap asuransi. Masih banyak masyarakat yang berfikir bahwa berinteraksi dengan asuransi itu ribet, dikejar-kejar tapi tidak menyadari bahwa asuransi itu penting. 

Tambahnya FWD Life mendekat ke masyarakat dengan cara yang beda yaitu dengan pendekatan menjalani passion dan gaya hidup #BebaskanLangkah tapi tidak perlu khawatir. Passion seperti content creator ada yang suka mengulas kuliner, traveling, dll. Ketika traveling acapkali bisa terbentur dengan risiko apalagi extreme sport. 

Fitri memberi tau para kompasianers yang hadir di acara Kompasiana Nangkring FWD Life bahwa ada asuransi bagi pecinta extreme sport. Dengan memiliki asuransi maka kita dapat menjalani hidup dengan fun, bersenang-senang sesuai passion dengan bebas tanpa rasa takut dalam menjalani rutinitas sehari-hari, asuransi FWD Life bisa menjadi solusi.

Sebuah rahasia diungkapkan Fitri bahwa FWD Life ingin menjadi sahabat bagi orang-orang yang memiliki passion extreme sport dan merupakan asuransi pertama di Indonesia yang mengcover extreme sport. 

Lalu ia menawarkan para pecinta extreme sport  untuk dapat memperoleh produk BEBAS AKSI. Produk FWD Life ini #FWDBebasBerbagi merupakan sebuah produk asuransi perlindungan kecelakaan (personal accident) yang memberikan perlindungan bagi mereka yang ingin menjalani hidupnya sesuai dengan gaya hidup #BebaskanLangkah dan hobinya, termasuk olahraga berisiko tinggi (extreme sports). 

_

Passion itu Bisa Membunuh MU, FWD Life Bisa Menjadi Tamengnya

Bisa dibilang traveling ditempat-tempat yang ekstrem sangat dekat dengan "passion itu bisa membunuh mu". Itu yang menjadi hobi  yang digeluti oleh Dayu Hatmanti seorang Influencer. Perempuan ini amat menggemari scuba diving yang amat berisiko, bahkan dirinya pernah mendapat titel Miss Scuba Indonesia. 

Deskripsi : Dayu Hatmanti seorang Influencer (tengah) dan Mada Aryanugraha, seorang Financial Planner (kanan baju kotak-kotak I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Dayu Hatmanti seorang Influencer (tengah) dan Mada Aryanugraha, seorang Financial Planner (kanan baju kotak-kotak I Sumber Foto : dokpri
Dayu  berucap "Indonesia merupakan negeri yang indah termasuk wisata bawah laut seperti Bunaken dan Raja Ampat. Bila ada seseorang yang mengaku pecinta diving dan memiliki uang tapi belum menikmati keindahan bawah laut Indonesia bagaikan memiliki Ferrari tapi tidak bisa menyetir" ucapnya di kegiatan Nangkring FWD Life Traveling Bebas Jalani Passion, Gak Pake Khawatir (18/12/2019)

Ia pun memberi saran ketika mencintai sebuah hobi tetap harus memperhatikan antara pendapatan dan pengeluaran. Jangan sampai besar pasak daripada tiang. Dalam menjalani hobi tetap harus memiliki proteksi diri karena saat traveling kita bisa mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Karena pada saat scuba diving akan sangat bergantung dengan alat, itu kenapa olahraga ini begitu berisiko. 

Hadir di acara yang sama, Mada Aryanugraha, seorang Financial Planner yang berceloteh "walaupun punya banyak uang tapi tidak memiliki proteksi itu percuma karena disuatu waktu kita akan mengalami masalah kesehatan / sakit. Bila terkena sakit saat menjani passion tapi tidak memiliki proteksi asuransi seperti FWD Life dapat berujung menguras tabungan"

Ia kemudian dalam kata seperti menyindir para freelance, influencer , content creator, dan full time blogger  yang memiliki pendapatan tidak tetap. Secara tegas ia menyampaikan akan sangat berisiko seorang freelance bila tidak memiliki asuransi seperti FWD Life #FWDBebasBerbagi. 

Risiko ini berasal dari pendapatan yang tidak pasti tapi pengeluaran tiap bulan tetap misal makan minum, transportasi, listrik dan pengeluaran sehari-hari lainnya.

Kemudian ucapan selanjutnya, sesuatu yang pasti bertemu dengan yang tidak pasti akan berbahaya kalau tidak mampu mengelola dengan baik bisa menimbulkan getaran. Salah-satu solusi nya adalah dengan mengunci pengeluaran. 

Menurutnya kita harus tau pengeluaran setiap bulan dengan memisahkan mana pengeluaran utama (kebutuhan) dan mana yang hanya keinginan. Kita harus tau mana pengeluaran yang benar-benar difokuskan. Juga harus bisa membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. 

Dirinya menekankan bagi seorang freelance sebaiknya memiliki kemampuan untuk mengelola pengeluaran (menekan pengeluaran) sebelum pendapatannya makin besar. Dana darurat amat penting untuk terpenuhi, pengeluaran ini harus dipisahkan. 

Sarannya bila memiliki uang lebih bisa dialokasikan terlebih dahulu untuk investasi dan asuransi, setelah itu baru mengatur pengeluaran lainnya sesuai dengan keinginan. Untuk asuransi dan investasi sebaiknya di alokasikan sebesar 20 %. Jangan melupakan pengeluaran #BebaskanLangkah untuk aktivitas sosial sebesar 10 %

_

Manfaat Mengikuti Kompasiana Nangkring FWD Life 

Setelah mendengar dari para narasumber yang memberikan informasi di kegiatan Kompasiana Nangkring FWD Life, daku memahami pentingnya memisahkan pengeluaran, salah-satunya untuk investasi dan asuransi sebesar 20 %.

Belum banyak backpacker / flashpacker / traveler / touris yang menyadari dalam kegiatan mereka menjelajah bumi ada risiko yang mengintai. Ketika dirinya sakit dan tidak memiliki proteksi seperti asuransi FWD Life akan menguras tabungan bisa jadi malah berhutang. Itu yang daku alami saat merawat almarhum bapak dan kakak di rumah sakit, mereka berdua tidak memiliki asuransi jiwa.

Dalam menjalani passion sepertinya daku harus mulai berfikir didampingi dengan asuransi agar saat traveling dan #BebaskanLangkah tidak was-was bila terjadi sesuatu. Ada asuransi memberi rasa aman dalam diri bukan rasa insecure. saatnya memikirkan#FWDBebasBerbagi

---------------------------

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Web [DISINI] , Blog [DISINI] , Twitter [DISINI] , Instagram [DISINI] Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun