"Sebetulnya bila kita ingin berbuat baik, apapun bisa kita berikan untuk berbagi. Kalau kita punya waktu kita berikan waktu kita. Bila kita punya tenaga kita bisa berikan tenaga kita. Andaikata kita punya coin tidak perlu banyak cukup  100 / 200 rupiah bila kita kumpulkan sama-sama seluruh rakyat Indonesia bisa banyak sekali anak-anak Indonesia yang terbantu biaya sekolah nya" ungkap Hanny Kusumawati, founder Gerakan Coin A Chance di acara Kick Andy di tahun 2011.
Lembaga nirlaba atau Yayasan amal yang mendorong kita untuk berbagi terbilang sudah mulai banyak. Salah-satu yang cukup dikenal ialah Dompet Dhuafa.
Dengan tagline #JanganTakutBerzakat #JanganTakutBerbagi sebagai lembaga Filantropi Islam bersumber dari dana Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) dan dana halal lainnya yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (humanitarian) dan wirausaha sosial profetik (prophetic socio-technopreneurship)Â
Selain lembaga nirlaba, kita juga acapkali mendengar dan menyaksikan kisah-kisah manusia-manusia mulia menjadi penggerak aksi / koordinator berbagi yang ditayangkan di televisi yang membuat diri kita berbicara "kok bisa". Bagaimana mereka memulainya ? dan bagaimana mereka istiqomah ?
Namun, kita tidak harus menjadi seperti mereka yang mampu menggerakkan atau mengkoordinir donasi. Rahasianya cukup dimulai diri kita sendiri dengan apa yang kita punya, walaupun kecil tapi memberi manfaat bagi yang menerima nya. Bila kita kesulitan mengetahui mencari tau siapa yang lebih berhak mendapatkan penerima bantuan bisa donasi melalui lembaga nirlaba seperti dompet dhuafa.
Itupun yang saya lakukan ketika pertama kali menjadi coiners (pendonasi coin) memulai dari diri sendiri dan dari yang saya miliki sekeping coin plus celengan. Awalnya daku tercetus karena melihat sebuah tayangan Kick Andy yang bertema "Kami Peduli, Kami Berbagi" di tahun 2011.Â
Acara itu menampilkan sosok-sosok penggerak sebuah gerakan sosial yang membantu berbagai kalangan, salah-satunya Gerakan Coin A Chance. Setelah menonton Kick Andy ditahun 2011, daku dipertemukan oleh gerakan Coin A Chance di acara Kompasianival 2012 'Hero Inside You'. Kedua kejadian tersebut yang menjadi pemicu saya menjadi volounter gerakan coin untuk pendidikan (Coin A Chance) chapter / dropzone RSKO Jakarta ditahun 2012 sampai sekarang.
Kenapa saya tergerak menjadi volounter dari gerakan Coin A Chance, salah-satunya karena saya bisa berbagi dengan hanya sekeping coin. Selain itu dapat mengajak yang lain untuk berbagi dengan materi yang nilainya terbilang tidak besar, cukup dengan sekeping coin 100 rupiah juga bisa.Â
Baca juga disini : 7 Tips Memulai dan Mempertahankan Gerakan Sosial di Tempat Kerja
Berbagi itu mudah tidak sulit / memberatkan, salah-satunya kita dapat menggunakan tenaga kita yakni suara dengan mengajak yang lain untuk berbagi. Baik suara secara fisik ataupun suara dengan perantara media online yang saat ini sedang ngehits.