"Akhirnya lu sembuh juga, lulus dari rehabilitasi" becandaan salah seorang staff RSKO jakarta .
Pada masa 2015 kebawah ada becandaan bahwa bagi pegawai RSKO Jakarta berkelakuan absurb / anti mainstream / radical character akan diletakkan di unit rehabilitasi narkoba. Daku pun diletakkan di unit tersebut setelah masa-masa kritis 4 bulan bagian publikasi informasi RSKO Jakarta dan 6 bulan kemudian berstatus nggak jelas yang numpang kerja di ruang server.
Kejadian yang tidak akan daku lupakan ialah menviralkan demo RSKO menuntut remunerasi APBN dan berseteru dengan pimpinan tertinggi karena alasan 'merubah diri dari tukang ketik ke Penyuluh Kesmas'. Peristiwa ini membawa daku ke unit yang menangani pemulihan penyalahguna Narkoba di Indonesia. Unit ini bernama resmi Unit Rehabilitasi Napza, kalau di dunia rehabilitasi dikenal dengan sebutan Halmahera House. Kalau daku sendiri lebih senang mempopulerkan dengan sebutan Unit Rehabilitasi Narkoba, RSKO Jakarta.
Setelah 3 (tiga) tahun berkerja di Unit Rehabilitasi Narkoba akhirnya tuntas yang kemudian akan di rotasi ke sub bagian TU dan Kepegawaian sebagai Pranata Humas Ahli. Daku sendiri sebetulnya mengharapkan bila di rotasi tetap menjadi Penyuluh Kesehatan Masyarakat sesuai dengan ijasah Sarjana Kesehatan Masyarakat peminatan Promosi Kesehatan di Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), RSKO Jakarta.Â
Instalasi yang dulu daku bibit sejak 2010 dan kemudian di tahun 2011 bersama beberapa lulusan FKM coba di building. Apa daya sebagai salah-satu pelopor tidak pernah daku semai bunga nya. Instalasi PKRS berdiri di tahun 2016, alhamdulillah hadir dengan bantuan akreditasi rumah sakit. Namun sebagai lulusan FKM daku sangat lega, Instalasi PKRS bisa muncul sebagai rumah bagi para lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat peminatan Promosi Kesehatan dan lainnya.
Apa daya nama nya wong cilik harap manut daripada nanti diparkir lagi...ha...ha...ha...."kidding ya guy's".
Tiga tahun akhir nya lulus dan sembuh dari unit rehabilitasi narkoba dengan predikat premature dischard. Daku sangat berterima kasih kepada unit rehabilitasi narkoba yang mampu merubah sedikit karakter daku dari yang berapi-api bagai Bung Tomo masa perang 10 November 1945 atau Bung Karno berpidato dilapangan IKADA / Monas sekarang.
Unit Rehabilitasi Narkoba memberi pemahaman daku bahwa setiap manusia memiliki masa lalu dan mereka dapat berubah. Daku juga mendapatkan pelajaran bahwa bagi pecandu narkoba yang dipakai bukanlah kata "sembuh" tetapi "pulih". Hukuman dan konsekwensi bila tidak menjalani program diarahkan kepada "pembelajaran" ketika nantinya mereka kembali ke dunia mainstream.
Rasa terima kasih ku berikan ke Unit Rehabilitasi Narkoba karena tempat ini memberikan daku kesempatan menyemai SEDIKIT keilmuan Kesehatan Masyarakat yang daku pelajari di bangku kuliah. Menggorganisir pendidikan kesehatan berkelompok, mengedukasi kesehatan lingkungan kepada all family, mengedukasi para mahasiswa dan orang luar tentang program rehabilitasi, dan berusaha bersosialisasi dengan recovery addict (pecandu narkoba dalam tahap pemulihan).
Unit Rehabilitasi Narkoba membuat daku lebih bersosialisasi dengan seluruh pegawai RSKO Jakarta tanpa sekat. Dulu ketika daku di Radiologi, Satuan Pemeriksa Internal, Program Anggaran, Unit Layanan Pengadaan, Publikasi & Informasi amat jarang mengunjungi Loundry dan Rumah Tangga dan akhir bisa lebih sering kesana (karena tugas mengawasi linen dan pengawas fasilitas juga).