Kendaraan dari mobil, motor dan angkutan umum melewati depan tubuh ku. Suara klakson tak hentinya memekakkan telinga. Malam itu (04/11/2018) pukul 19.00 WIB jalan begitu macet didepan pom bensin Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur. Pada waktu perpisahaan sang surya merupakan jam padat kendaraan dimana manusia-manusia pinggiran Jakarta waktunya pulang menuju kediaman.Â
Saya melihat puluhan ojek online berjaket hijau memarkir kendaraaan motor nya disekitaran pom bensin. Kalau bahasa angkutan umum menyebutnya ngetem. Tempat ini menjadi lokasi favorit para pengendara ojek online. Tempat dimana transit Bus TransJakarta dan angkutan umum lainnya.
Melihat kepadatan jalan dan kebutuhan untuk lekas sampai ke rumah untuk leyeh-leyeh, jari jemari ini pun bergerak merogoh saku depan celana dan kemudian mengambil smartphone. Telepon pintar ini daku (saya) gunakan untuk layanan elektronik money ojek online agar bisa mengorder pengendara ojek online. Namun apa yang terjadi, saldo elektronik money ojek online tercatat tiga ratus rupiah dan quota internet pun sudah habis.Â
Tanpa pikir panjang ku rogoh saku belakang mengambil dompet berwarna merah pudar. Ternyata eehh ternyata, uang tunai didompet hanya sepuluh ribu rupiah tidak cukup untuk membayar biaya tagihan pengendara ojek online.Â
Daku termasuk individu yang rutin menggunakan layanan ride sharing ini dari Bumi Perkemahan Cibubur menuju Cikeas. Otak daku langsung mengkalkulasi sendiri biaya ojek online yakni sekitar dua puluh tiga ribu rupiah, sedangkan uang didompet tinggal sepuluh ribu rupiah.Â
Daku pun mencoba melakukan aktivitas transfer virtual dengan layanan KLIK BCA via internet banking di smartphone. Apa daya ternyata daku tidak membawa token KEYBCA yang berujung tidak dapat menggunakan layanan transfer virtual ke rekening ojek online. Akhirnya daku hanya bisa gigit jari.Â
Daku pun terpaksa ke pusat perbelanjaan di sekitar Bumi Perkemahan untuk melakukan aktivitas tarik tunai dan pembelian pulsa di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk membayar ojek online dan pembelian pulsa untuk nantinya top up paket internet. Daku terselamatkan membawa kartu ATM dan terdapat Store dengan ATM, bagaimana bila tidak !!!..
Dari kejadian ini daku tersadar harus memiliki layanan yang membuat daku keluar rumah tanpa dompet namun dapat melakukan tindakan finansial seperti pembelian, pembayaran, transfer dan lain-lain. Karena kesialan bisa terjadi disuatu waktu dan tempat yang tidak kita harapkan. Menurut daku sepertinya setiap individu pernah merasakan kejadian kesialan.
Sebagai nasabah BCA, daku pun mencari tau layanan yang daku pikirkan itu di bank tempat uang ku tersimpan. Sebagai manusia yang lahir di era digital, daku pun mencari di search engine Google dengan kata kunci uang elektronik BCA. Sakuku & BCA Mobile tampil dilayar laptop daku (DI SINI). Setelah membaca, daku mendapatkan kesimpulan "Pentingnya 'SAKUKU' menghadapi kelangkaan Uang Tunai".
Mendaftar Menjadi Pengguna SAKUKU
Waktu terus berjalan, kegiatan harian pun berlanjut. Segala aktivitas finansial untuk pembelian pulsa, men Top Up saldo ojek online, membayar tagihan provider, dan lainnya masih tetap daku lakukan melalui internet banking BCA yang daku akses melalui laptopku di rumah. Kejadian Kesialan belum menimpa lagi.