Berbagai film drama romantis beredar dalam beberapa tahun terakhir dan meraih jumlah pononton yang bisa dibilang tidak sedikit. Bahkan film-film yang meraih box office Indonesia dimunculkan sekuelnya dari Ada Apa Dengan Cinta, Ayat Ayat Cinta, London Love Story, Eifell i am in Love dan lainnya. Novel laris pun diangkat menjadi film yakni yang sedang jadi fenomenal 'Dilan 1990', tahun 2013 ada 'Bangun Donk Lupus', beraroma islami 'Ketika Cinta Bertasbih' dan masih banyak lagi.
Film ini disutradari oleh Danial Rifki dan naskahnya ditulis oleh Haqi Achmad serta Edward Chandra sebagai produser. Film ini dibintangi para pemeran yang dalam film menimbulkan cinta segi empat yakni Agatha Chelsea, Margin Wieheerm, Billy Davidson dan Maxime Bouttier. Adapula artis senior yang mendampingi para aktor muda, seperti Iszur Muchtar dan Febi Febiola, serta Marini Soerjosoemarno yang juga ikut ambil bagian dalam film ini. Film percintaan remaja selalu membutuhkan pula aktor yang memberikan gimmickagar lebih menghibur, hadir di fillm ini stand up comedian 'Yudha Keling'.
Pada saat masuk CGV Grand Indonesia, daku belum mendapatkan gambaran film ini akan seperti apa. Daku pun tidak mencari tau synopsisnya agar dapat lebih menikmati film. Berada di deretan bangku paling atas daku menikmati film ini. Hawa dingin yang dialirkan AC (air conditioner) membawa daku merasakan seperti aura hembusan angin dan udara sekitar Bandung sesuai plot lokasi film.
Film berjudul Meet Me After Sunset ini memberikan sesuatu yang berbeda dalam khasanah film bertemakan percintaan anak muda. Pelukan, belaian, bahkan ciuman tidak ditonjolkan dalam film percintaan remaja ini. Begitu anti mainstream bagi jagad perfilman Indonesia bergenre kisah cinta remaja. Film sekelas 'Ada Apa Dengan Cinta' bahkan dengan sengaja menempatkan adegan ciuman. Film 'Meet Me After Sunset' amat baik bagi edukasi pembuat film, love story not always need kissing.
Meet Me After Sunset juga berbeda dari film drama cinta remaja kebanyakan yang mengambil tema kekinian atau masa lalu dengan rasa masa kini. Film cinta ini akan berfokus kepada kisah kebersamaan, persabahatan, mengejar mimpi dan keluarga yang mengedepankan norma-norma ketimuran. Bisa dibilang film percintaan masa kini yang santun.
Penggunaan teknologi Computer Generated Imagery atau disingkat CGI dalam pengambilan adegan begitu amat terasa dan dominan ketika film ini diceritakan tiga sejoli scene shoot di waktu malam hari. Terobosan bagi genre film cinta remaja dimana film ini begitu mengoptimalkan teknologi CGI yang biasa dipakai di film action dan science fiction.
Temui aku setelah matahari terbenam, bila di artikan dari judul film 'Meet Me After Sunset' yang berbahasa Inggris ini. Â Film ini bercerita tentang seorang gadis desa yang cantik bernama 'Gadis' yang hanya keluar rumah pada malam hari saja. Gadis (Agatha Chelsea) pada saat malam hari akan terlihat menyusuri kebun dan bermain di sekitar danau dan bukit dengan menggunakan hodie merah dan membawa lampion.
Kondisi itu menyimpan misteri, membuat rasa aneh bagi anak seumurannya dan orang-orang di sekitarnya. Meskipun mengundang rasa misteri, namun tidak ada satu pun orang-orang di sekitarnya yang mau mencari tau kenapa. Misteri 'Gadis' tidak menakutkan bagi seorang pria muda bernama Vino (Maxime Bouttier) yang baru pindah sekolah dari Jakarta ke sekolah tempat orang tua Gadis mengajar di Sekolah Menegah Atas (SMA).
Ketertarikan Vino terhadap misteri dari Gadis menimbulkan bunga-bunga asmara, tetapi ternyata Gadis memiliki sahabat dari kecil yang juga menyukainya bernama Bagas (Billy Davidson). Sahabat si gadis ini yang selalu menemani dan menjadi malaikat pelindung bagi Gadis sejak kecil yang berkarakter cool. Vino yang merupakan anak muda tampan dari Jakarta disukai pula oleh Icha (Margin Wieheerm) salah-satu teman wanita di sekolah. Kisah cinta segi 4 (empat) ini tidak seperti di film-film cinta remaja dan FTV yang menimbulkan konflik antar tokoh.