Travelling saat ini sudah merupakan lifestyle. Sepuluh tahun lalu lifestyle ini belum cukup menjamur walaupun sudah mulai banyak yang melakukannya. Komunitas travelling yang dibangun oleh para traveller addict lah yang menjadi penyebab. Mereka memberi racun travelling kepada kaula muda yang berimbas kegiatan ini bukan kebutuhan tersier lagi.
Berawal dari segelintir orang lalu menjadi ribuan kemudian puluhan ribu member, itu yang terjadi saat ini pada komunitas-komunitas travelling. Terdapat beberapa raksasa komunitas travelling di Indonesia yang membernya ada saja yang tiap minggu melakukan perjalanan, yakni Backpacker Internasional, Backpacker Indonesia, Backpacker Jakarta, Traveller Kaskus, Jalan Pendaki, jalanjalan.com dan masih banyak lagi.Â
Social media juga merupakan penguat bagaimana manusia milenial, generasi x,dan generasi Z mencintai travelling. Salah-satu social media pemicu tersebut ialah instagram. Foto-foto menarik dan menawan yang di upload di social media khususnya instagram membuat banyak orang iri dan ingin mengikuti jejak. Saat ini banyak account Instagram yang menebarkan foto-foto perjalanan dan destinasi wisata yang berawal dari mereka melihat orang lain.
Macao salah-satu spot yang instagramable dan menarik untuk dilakukan city tour. Tidak bisa bohong bahwa banyak turis ketika pergi ke sebuah destinasi untuk city tour lebih pada keinginannya liburan, refresh otak, menikmati pemandangan dan belanja. Ternyata  tidak banyak yang mau mengenal sejarah lokasi wisata yang mereka pijak. Daya tarik wisata di era digital ada pengaruh dari  instagram dan social media. Fenomena saat ini ketika seseorang  berpergian kesebuah destinasi maka tidak lama kemudian akan muncul foto nya di sosmed hari itu juga. Ini yang daku liat dan cermati dari para traveller & turis di komunitas travelling.
Mimpi Sang Pejalan kaki di Macao
Daku pun bermimpi berkunjung ke Macao sebagai backpacker yang acapkali melakukan city tour dengan jalan kaki dan melakukan posting instagram. Kaki ini pun masih teruji, bulan agustus 2017 daku masih mampu berjalan kaki belasan kilometer keliling kawasan Weltevreden (Kota Batavia Baru), Jakarta Pusat. Saat itu bersama 10 orang backpacker dari group museum dan sejarah, komunitas Backpacker Jakarta melakukan perjalanan tersebut dan daku pun tuliskan di kompasiana (DISINI).
![Deskripsi : Kompasianers mendengarkan penjelasan menyangkit destinasi wisata di Macao I Sumber Foto : Andri M](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/26/img-20171226-200308-5a424cddcaf7db27532f28a3.jpg?t=o&v=770)
Devi Sari, Head of Indonesia Representative, Macao Government Tourism Office (MGTO) menyampaikan wisata sejarah di Macau sanga unik. Di Macao terdapat Bangunan-bangunan bersejarah khas Portugis, Eropa  dan Tiongkok. Kenapa arsitektur Portugis begitu kental karena Macau adalah salah satu daerah yang disewa Portugis dari Tiongkok.Â
Bangsa Portugis sampai di kawasan Macau pada tahun 1570. Dinasti Ming yang mengusai Macao saat itu bertransaksi dengan sistem sewa pengelolaan wilayah kepada Portugis, sama seperti Hongkong yang dikelola Inggris. Bangsa Portugis menjadikan Macao sebagai pelabuhan perdagangan. Portugis kemudian mengembalikan teritorial dan kedaulatan Macao pada tahun 1999 kepada Tiongkok.
Sejarahnya yang membuat daku menarik, pastinya banyak bangunan seperti kota tua Jakarta yang bergaya kolonial. Lokasi kota tua merupakan tempat hunting foto yang bagus bagi pecinta fotografi dan instagram. Ada beberapa tempat yang membuat daku kepincut ingin kesana bila melihat posting instagram dengan #macao.
Rerentuhan St.Paul