Travelling sebuah hobi yang mengasyikkan karena daku bisa melihat indahnya dunia ini. Hobi ini sudah daku jalankan semenjak tahun 2009 tetapi hampir satu setengah tahun terahir ini intensitasnya berkurang. Bokap dan brother sedang sakit berat, jadi daku dan nyokap bahu membahu bersinergi merawat bersama. Pada tahun 2013 s/d 2015 saat sedang addict travelling, bisa sebulan dua kali daku mengunjungi destinasi wisata. Dalam beberapa bulan terakhir daku sedang tidak ngetrip lagi karena ada prioritas yang harus didulukan......"Ini cerita ku mana cerita mu"...
Dalam ngetrip / travelling daku lebih banyak menggunakan gaya berpergian backpacker. Apabila keadaan kurang memungkinkan untuk bergaya tersebut, daku bisa merubahnya menjadi flashpacker atau tourist. Ketika bersama para pecinta travelling maka daku menggunakan gaya backpacker. Bila badan sedang lelah daku merubah gaya berpergian dengan flashpacker, tetapi bila bersama dengan teman-teman satu kerjaan daku metamorfosis menjadi seorang tourist.
Dalam berpergian salah satu hal utama yang patut diperhatikan adalah transportasi. Transportasi ini tidak hanya menuju ke destinasi wisata saja, misal dari penginapan / homestay  tetapi dibutuhkan juga transportasi dari rumah ke Stasiun / Terminal / Bendahara. Karena the Journey tidak hanya dilokasi wisata saja tetapi juga perjalanan dari rumah menuju ke transportasi utama seperti ; Kereta Api, Bus Antar Kota-Anta Provinsi, Kapal Laut dan Pesawat Terbang.
Menuju transportasi utama berarti harus menggunakan transportasi pribadi atau transportasi publik. Untuk menggunakan transportasi pribadi apabila dengan waktu berpergian yang lebih dari satu hari akan menimbulkan keresahan baik itu kerusakan kendaraan pribadi atau biaya parkir di Stasiun / Terminal / Bandara. Transportasi publik merupakan pilihan prioritas bagi daku karena ketika travelling bisa lebih tenang.Â
Dari rumah di Bogor ketika akan ke Bandara Soetta, daku acapkali menggunakan Bus Bandara (Cileungsi -Bandara Soetta). Terdapat pilihan lain yaitu menggunakan Taxi atau sewa mobil online seperti grabcar atau go-car. Pilihan yang beragam ini membuat daku menyesuaikan dengan kondisi tubuh dan dompet. Daku mengidamkan apabila ke Bandara Soetta ada transportasi publik berupa kerata api agar perjalanan lebih terjamin ketepatan waktunya.
Bandara Soetta makin keren dengan hadirnya Terminal 3 Ultimate tetapi lebih keren lagi apabila ada kereta api menuju bandara. Ternyata harapan daku akan terwujud dengan hadirnya kereta Bandara Soetta dipertengahan tahun 2017. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memberikan ketersediaan dan pilihan transportasi publik bagi warganya.Â
Mencari Tau apa itu Railink ke Markasnya
Bersama group Tau Dari Blogger (TDB) pada tanggal 15 Agustus 2016, daku berkesempatan mengunjungi markas dari PT.Railink dekat dengan stasiun Juanda, Jakarta. PT Railink merupakan perusahaan patungan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) yang menargetkan pengoperasian kereta bandara pada pertengahan 2017. Bagi banyak orang mungkin mengenal PT.Railink tetapi sejujurnya untuk diri daku baru mendengar.
Bisa jadi daku salah satu orang yang hidup di goa sehingga tidak terpapar informasi kereta bandara yang nantinya dikelola oleh PT.Railink. Maka dari itu lebih baik terlambat sebelum kereta bandara ini ada daripada tau setelah kereta bandara ini hadir. Ketika diberi kesempatan untuk bisa mencari tau tentang kereta bandara, daku langsung mendaftarkan diri.
Dengan rasa percaya dirinya Direktur Utama Railink Heru Kuswantoro mengungkapkan proyek yang dikerjakan ini merupakan sebuah kepercayaan pemerintah mengingat dalam pengerjaannya proyek senilai Rp 2,7 triliun ini tanpa melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Proyek bisa terwujud dan berjalan karena kepercayaan penyuntik dana terhadap PT Railink yang merupakan perusahaan patungan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero). Prestasi menimbulkan kepercayaan itu menurut pendapat daku.