Karpet merah berjajar berbaris sesuai shaf sholat tempat daku duduk bersimpuh. Daku menikmati aura bangunan baru dari sebuah Masjid di daerah Parung, Bogor. Daku akhirnya rebahkan tubuh menikmati karpet merah itu dan hembusan Air Conditioner yang terdapat disetiap sisi bangunan ruang sholat. Sambil menunggu waktu sholat Ashar daku pejamkan mata ini. Waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB saat itu. Waktu yang memungkinkan untuk melemaskan otot setelah keliling di area Zona Madina. Masjid tersebut mendapat sebutan Masjid Merah Putih karena kubahnya yang berwarna bendera negara tercinta Indonesia. Masjid Merah Putih akan diresmikan pada bulan Juli dengan nama Masjid Al Madinah.
Sebelum diri daku menikmati keindahan dan kenyamanan Masjid Al Madinah, daku bersama Blogger lainnya mengelilingi dan melihat aktivitas di Zona Madina. Sejak tahun 2004, Dompet Dhuafa telah mendirikan kawasan pemberdayaan terpadu di daerah Jampang, Parung, Bogor yang diberi nama Zona Madina. Pertama kami mengelilingi boarding school gratis untuk kaum dhuafa yang bernama Smart Ekselensia Indonesia kemudian dilanjutkan dengan RS. Rumah Sehat Terpadu yang juga gratis bagi kaum dhuafa. Setelah kedua lokasi tersebut barulah kami menikmati keindahan, kenyamanan, dan khidmat berada di Masjid Al Madinah.
Tidak hanya itu saja, kami pun mendapatkan kesempatan mencoba olahraga yang disunahkan Rosul yaitu memanah. Setelah adrenalin dipacu dengan olahraga memanah kemudian dilanjutkan dengan pelatihan beladiri asli Indonesia yaitu pencak silat. Sebagai pria paling berotot diantara blogger lainnya, daku dijadikan percontohan untuk praktek beladiri. Beberapa kali tangan daku dipelintir, tubuh disepak dan terbanting. Untungnya daku sudah terbiasa mengalami hal tersebut ketika menangani clien rehabilitasi narkoba di tempat kerja daku di RSKO Jakarta.
Daku bisa mendapatkan kesempatan ini dari kegiatan yang diadakan oleh Dompet Dhuafa bertajuk Blogtrip Zakatnesia- Zona Madina (11/6/2016). Zona Madina ditujukan untuk membantu dan memberdayakan masyarakat tidak mampu. Kawasan seluas 5 hektare ini terletak di wilayah Jampang, Bogor, Jawa Barat. Zona Madina adalah kawasan terintergrasi.
Apa sih Dompet Dhuafa ???
Sejatinya daku sudah mendengar menyangkut Dompet Dhuafa semenjak dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahkan pada saat itu daku mendengar bahwa Dompet Dhuafa merupakan tempat kita ingin menyalurkan zakat mall. Tak kenal maka tak sayang itu untuk itu daku mencari tau setelah pulang dari kegiatan Bloggertrip Zakatnesia - Zona Madina.
Dari hasil selancar di http://www.dompetdhuafa.org/ ternyata Dompet Dhuafa Republika merupakan lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang memiliki niat dan aksi untuk meningkatkan harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga).
Kemunculannya berawal dari empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya. Digagaslah manajemen galang kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasib dhuafa. Empat orang wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar bagir, S. Sinansari Ecip, dan Eri Sudewo berpadu sebagai Dewan Pendiri lembaga independen Dompet Dhuafa Republika.
Awalnya Dompet Dhuafa Republika merupakan penggalangan dana internal, lalu kemudian berkembang dengan mengajak segenap masyarakat untuk ikut menyisihkan sebagian kecil penghasilannya. Pada 2 Juli 1993, sebuah rubrik di halaman muka Harian Umum Republika dengan tajuk "Dompet Dhuafa" pun dibuka. Kolom kecil tersebut mengundang pembaca untuk turut serta pada gerakan peduli yang diinisiasi Harian Umum Republika. Tanggal ini kemudian ditandai sebagai hari jadi Dompet Dhuafa Republika.
Empat orang pendirinya adalah Parni Hadi, Haidar Bagir, Sinansari Ecip, dan Erie Sudewo. Sejak itu, Erie Sudewo ditunjuk mengawal Yayasan Dompet Dhuafa dalam mengumpulkan dan menyalurkan dana Ziswaf dalam wujud aneka program kemanusiaan, antara lain untuk kebutuhan kedaruratan, bantuan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan bagi kalangan dhuafa.
Seiring meluasnya program kepedulian Dompet Dhuafa dari yang semula hanya bersifat lokal kemudian berlanjut ke skala nasional, dan akhirnya menembus jejaring internasional. Dompet Dhuafa tidak hanya memberi bantuan dana bagi kalangan tak berpunya dalam bentuk tunai, tetapi juga mengembangkan bentuk program yang lebih luas seperti bantuan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan bantuan bencana.
Zona Bantuan dan Pemberdayaan Masyarakat Dengan Nama Zona Madina
Sebuah ruangan dengan diorama dan keterangan tertulis di dinding bagaimana Dompet Dhuafa berbuat untuk negeri terpampang. Mata dan kaki daku langkahkan untuk melihat, membaca dan mencari inspirasi dari kegiatan-kegiatan tersebut. Ruangan tersebut terletak di bagian bawah sebuah masjid di Smart Ekselensia Indonesia, sekolah akselerasi SMP-SMA lima tahun ber-asrama, Sekolah Guru Indonesia, dan Markmal Pendidikan.
Sangat begitu terhormat ketika daku dan rekan blogger lainnya dipersilahkan untuk memberikan sharing ilmu dan pengetahuan kepada adik-adik yang menempuh pendidikan di Smart Ekselensia Indonesia tentang dunia Blogging. Mereka terlihat begitu antusias ketika kami para Blogger satu-persatu sharing menyangkut dunia blogging dan menjadi seorang Blogger.
Sessi Sharing menyangkut dunia blogging merupakan salah satu bagian dari kegiatan Blogtrip di area Zona Madina yang melibatkan para Blogger. Tujuan utama kami para Blogger diperkenalkan Zona Madina oleh pihak Dompet Dhuafa menurut daku untuk memperkenalkan Zona Madina yang merupakan hasil dana ZISWAF masyarakat.
Ternyata sudah sejak tahun 2004, Dompet Dhuafa telah mendirikan kawasan pemberdayaan terpadu di daerah Jampang, Parung, Bogor yang diberi nama Zona Madina. Awalnya dengan mendirikan boarding school gratis untuk kaum dhuafa yang bernama Smart Ekselensia Indonesia, pembangunan RS. Rumah Sehat Terpadu pada tahun 2009, kemudian dilanjutkan dengan pengembangan program pemberdayaan masyarakat baik di bidang pertanian, peternakan, industry kreatif dan Area Outbond serta Masjid Al Madinah.
Sebagai seorang yang berkerja di rumah sakit walaupun lebih pada pendekatan pusat rehabilitasi narkoba, mengunjungi rumah sakit lain sebuah kesempatan untuk menambah pengetahuan. Setiap rumah sakit pastinya memiliki sistem kerja, arsitektur, dan ciri pelayanan tersendiri. Itu yang membuat menarik bagi daku. Rumah Sakit untuk para dhuafa ini ternyata tidak menggunakan kata “Rumah Sakit”. Kata “ Sakit “ dan “Masuk Rumah Sakit” menjadi sesuatu yang berkonotasi negatif bagi sebagian masyarakat.
Masuk Rumah sakit pastinya berhubungan dengan biaya. Hal ini menjadi sesuatu yang menakutkan bagi kaum dhuafa. Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat, bahkan bagi masyarakat miskin kesehatan menjadi barang yang sangat mahal. Selain tak memiliki biaya, sulit bagi mereka untuk mendapatkan akses secara benar-benar gratis dari rumah sakit.
Rumah Sakit gratis bagi kaum dhuafa ini diberi nama Rumah Sehat Terpadu (RST) yang merupakan kelanjutan dari program kesehatan Dompet Dhuafa. Pada tahun 2001, Dompet Dhuafa Republika sudah mendirikan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Ciputat. LKC memberikan akses layanan kesehatan yang layak dan optimal secara gratis bagi kaum dhuafa. Lebih dari 150.000 kaum dhuafa telah terlayani oleh LKC.
Untuk meningkatkan layanan dan rujukan layanan kesehatan yang lebih tinggi maka di tahun 2007, Dompet Dhuafa Mendirikan Rumah Sehat di Masjid Sunda Kelapa. Tercatat 200.000 member kaum dhuafa yang sudah mendapatkan layanan ini secara Cuma-Cuma pula. Dan untuk lebih meningkatkan kualitas layanan kesehatan kepada kaum dhuafa, Dompet Dhuafa Republika berinisiasi membangun Rumah Sehat Terpadu (RST). Dari sinilah diharapkan lahir model layanan kesehatan yang dibiayai seluruhnya dari dana zakat, infak, sodakoh serta wakaf.
Selain itu Dompet Dhuafa juga memberdayakan masyarakat yang ada di 4 (empat) kecamatan di sekitar Zona Madina, antara lain Kecamatan Kemang, Parung, Ciseeng dan Tajur Halang. Mereka diberikan modal usaha budidaya ikan hingga jamur dan bentuk usaha lainnya. Pemberdayaan kawasan ini berupa Kampung Wisata D’Jampang sebagai objek wisata. Berbekal potensi sumber daya dan kearifan lokal yang berlimpah, Kampung Wisata D’Jampang menghadirkan lebih dari 50 titik wisata.
Untuk melengkapi fasiltas di Zona Madina, Dompet Dhuafa membangun Masjid Al Madinah sebagai pusat peradaban dan pemberdayaan. Masjid ini memiliki luas bangunan sekitar 2.400 meter persegi dengan total luas ruang sholat sekitar 1.300 meter persegi dan mampu menampung kapasitas jamaah sebanyak 2.247 orang.
Kawasan seluas 5 hektare ini coba menyatukan berbagai program yang sudah dijalankan Dompet Dhuafa, sehingga kami para Blogger juga bisa belajar bagaimana pengelolaan zakat yang terintegrasi.
-------oooo00000oooo---------
Sinergi dan kaloborasi yang kita kenal dalam budaya bangsa "Gotong Royong" merupakan esensi dari Zakat, Infaq, dan Sedekah yang diajarkan dalam ISLAM. Dompet Dhuafa berusaha berperan menyebarkan kebaikan dan mengajak banyak orang untuk beraksi menyelesaikan persoalan bangsa tidak hanya membuat status di social media. Zakatnesia yang digembar-gemborkan oleh Dompet Dhuafa memiliki prinsip "sebarkan kebajikan dan kebaikan semudah ngelike di Social Media"