Pulau Sangiang, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Selat Sunda yakni diantara Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Pulau Sangiang yang sekarang menjadi incaran para backpacker pecinta suasana pulau awalnya merupakan Cagar Alam seluas 700,35 Ha. Kemudian pada tahun 1991 perairan di sekitar kawasan diubah menjadi Taman Wisata Alam Laut seluas 720 ha. Pada tanggal 8 Februari 1993 melalui SK Menteri Kehutanan No. 55/Kpts-II/1993 kawasan Cagar Alam diubah fungsinya menjadi Taman Wisata Alam dengan luas 528,15 ha. Pulau Sangiang masuk dalam "The Seven Wonder Of Banten", Pulau Sangiang memiliki keindahan alam yang luar biasa pastinya, pantai-pantainya yang cantik dengan pasir putih menyatu dengan birunya laut, area snorkling - diving, aneka ragam tumbuhan dan hewan yang menjadi pencuci mata dan otak.
[caption id="attachment_350872" align="aligncenter" width="300" caption="Backpacker Jakarta menuju Pulau Sangiang"][/caption]
Backpacker Jakarta pada tanggal 7 dan 8 Februari 2015 mengadakan trip berjenis ODT (One Day Trip) ke pulau sangiang. Ini merupakan kali ke 2 (dua) untuk Backpacker Jakarta, maka dengan itu trip ini berjudul "Trip To Sangiang Part 2" . Backpacker Jakarta merupakan komunitas jalan-jalan murah dengan sistem Cost Sharing / Patungan dengan tidak mengambil untung sama-sekali bagi koordinator kegiatan trip / jalan-jalan. Dimana Koordinator Trip "Trip To Sangiang Part 2" adalah Rusmiyana dan Aga.
[caption id="attachment_350873" align="aligncenter" width="300" caption="Koordinator Trip Aga (berkaos BPJ) dan Rusmiyana (berpakaian kuning)"]
[caption id="attachment_350875" align="aligncenter" width="300" caption="Para Backpacker Berselfie"]
Titik kumpul (Meeting Point / Mepo) pemberangkatan yang ditetapkan yaitu Kampung Rambutan, Slipi, Pulo Gadung dan ada yang berangkat langsung dari Tangerang dan Serang. Waktu pemberangkatan yang disepakati adalah hari sabtu tanggal 07Â februari 2015 pada pukul 21.00 wib disetiap Mepo, walaupun akhirnya mundur menjadi pukul 22.00 wib dari waktu yang ditetapkan di setiap Meeting Point, begitupun pada saat dicilegon dan saat menuju pulau sangiang kami pun mengalami penguluran waktu. Memang dalam sebuah trip ala backpacker kadang kala kita sulit untuk tepat waktu, karena cendrung fleksibel dan toleran terhadap peserta.
[caption id="attachment_350876" align="aligncenter" width="300" caption="Ketika Sang Surya Tenggelam"]
[caption id="attachment_350877" align="aligncenter" width="300" caption="Perahu Nelayan mengantar para Backpacker ke Pulau Sangiang"]
Trip yang dikoordinasi oleh Rusmiyana dan Aga diawali dengan sessi perkenalan diri di pelabuhan Anyer pada hari minggu tgl 8 februari 2015 pukul 07.00 wib, dimana ada 2 (dua) orang wanita dari Bangladesh yang ikut serta dalam trip yang diselenggarakan oleh Backpacker Jakarta kali ini.  Dalam trip kali ini sekitar 70 % dari 38 peserta adalah pendatang baru, ini yang menjadi menarik karena terlihat bahwa banyak yang masih bergaya ala traveller open trip (Tour Agent) dan trip sangiang ini akan menjadi pengalaman baru bagi beberapa traveller, bagaimana trip  bergaya ala backpacker plus arti dari jalan bersama serta saling back-up bagi sesama teman seperjalanan. Contohnya masih ada beberapa peserta yang masih menyebutkan kata  "EO' (Event Organizer) nya mana !!!, komplain kenapa begini-kenapa begitu padahal itu terjadi karena ada kejadian tertentu yang harus merubah situasi, berdiam diri ketika terlihat koordinator trip terlihat membutuhkan bantuan, dll..... Alhamdulillahnya dalam trip ini ada beberapa backpacker yang sudah terbiasa berinteraksi dengan koordinator trip dan terlibat dalam trip bergaya backpacker sebelumnya plus jalan bersama sehingga insting mereka langsung ON untuk ikut membantu pelaksanaan trip tanpa disuruh, mereka adalah Fitra, Alwi, Anggri dan Evan.
[caption id="attachment_350878" align="aligncenter" width="300" caption="pemandangan bukit di pantai pasir panjang"]
Ada pelajaran yang bisa dipetik dari trip pulau sangiang bagi diri saya pribadi kedepan, yaitu : percayalah pada penduduk lokal / nelayan lokal. Beberapa kru kapal yang kami sewa menasehati kami bahwa sebaiknya snorkling pada siang hari atau agak sore karena ombak akan lebih tenang, karena pagi hari ombak cendrung tinggi sehingga kapal yang bersandar akan goyang hebat di titik lokasi snorkling. Perkiraan kru kapal benar dan berujung banyak peserta trip yang mabuk laut sehingga 2 (dua) dari 3 (tiga) kapal harus mendarat sedangkat 1 (satu) kapal tetap berada di lokasi snorkling bagi peserta yang masih ingin snorkling.