Mohon tunggu...
Catur Adi Tomo
Catur Adi Tomo Mohon Tunggu... -

impian bukan lah khazalan, impian adalah harapan. impian ku semangaat ku.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rasa Hatiku

10 Mei 2013   11:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:48 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajah mu, bidadariku. Begitu nyata malam ini, dalam ingatan ku. Aku mencoba tuk tak mengingat mu lagi, tapi aku rasa aku tak bisa.
Hari-hari ku, ku aku penuh dengan kesibukan. Tapi sekilas-sekilas wajah mu, terpajang dalam angan ku.
Bukan aku, tak berani tuk mengejar mu lagi. Aku tak bisa jika aku mengingin kan, tuk saat-saat ini.
Sejak dulu,sejak pertama ku mengenal kerja, aku ingin segera meraih sukses ku. Hingga aku berfikir aku tak boleh jatuh cinta, aku tak boleh sakit, aku harus kuat.
Tapi nyata nya apa, aku tak bisa untuk itu, aku tetap jatuh cinta.
Tapi ku, mencoba tuk tak mempercayai hati ku, bahwa aku jatuh cinta.
Hingga hari2 ku, ku penuhi dengan kesibukan dan tak ku hiraukan tentang rasa cinta yang kurasakan.
Kasian wanita itu, hanya ku permainkan rasa nya, di saat sibuk ku hilang ku langsung teringat wanita itu, sms pun main buat iseng mengisi waktu ku. ,aku suka becanda dengan nya, kadang ku ungkapkan rasa hati ku pada nya. Tapi di saat dia mulai serius akan kata-kata nya, ku mulai menutup hp ini. Karena ku berfikir aku tak boleh jatuh cinta.
Tapi kini, baru ku rasakan bahwa itu salah. Kini ku berfikir sukses tak bisa di raih sendiri, tanpa ada peran pendorong dari seorang yang menyayangi kita, bertahun-tahun telah berlalu, kenapa baru ku sadari hal ini.
Itu semua setelah ku mengenal mu bidadari ku.
Sukses ku,ku seperti apapun ku tak tau.
Yang ku khayalkan, sukses ku tu, dengan banyak uang yang berlimpah,
Naik nya mobil mewah, ku berjalan dengan pakain yang indah.
Tapi jika ku mengharap itu, bukan mustahil, tapi sangat-sangat sulit tuk di wujudkan jika keadaan seperti ini.
Setelah ku mengenal mu, aku ingin meraih semuanya dengan mu bidadari ku. Karena ku sadar, sebenar nya aku telah sukses, sangat sukses.
Sebagai seorang yang masih status anak, aku telah sukses,
Apa yang aku citakan sejak kecil, telah terpenuhi.
Bercita ingin punya montor gede, aku telah punya.
Bercita mengharap bisa mengakhiri kerja seorang ayah sebagai petani, dan menjadi kan seorang pedagang agar selalu tak kepanasan, telah terpenuhi.
Dengan begitu aku bisa kerja leluasa kemana yang aku mau, dan tak harus di kebun bersama ayah terus menerus, siang kepanasan malam kedinginan, saat panen harga turun, itulah derita seorang petani.
Setelah lelah ku, baru ku menyadari aku telah sukses, jika aku selalu melihat ke atas, aku tak akan menjadi seorang yang bersyukur.
Yang ada aku berfikir, aku menjadi orang tersial di dunia, karena ku tak mau melihat ke bawah, yang ada aku selalu berfikir aku tak pernah sukses,. . .
Tapi kini, akan aku hentikan ambisiku.
Walau kerja, selalu akan aku jalan kan, itu semua karena memang hidup harus untuk kerja. Kaya,miskin semua ku serahkan pada mu oh Tuhan ku.
. . .mohon ku, kini aku telah dewasa, aku selalu teringat wanita itu, aku ingin dia menjadi milik ku.
Aku ingin dia menjadi bidadari ku, untuk selama nya.
Karena ku sadari kini dia telah berusaha menjauhi ku, maka dari itu, Tuhan. Ku hanya bisa memohon pada mu, jadikan lah dia penyemangat ku.
Segera dewasakan lah dia, agar aku mudah tuk menghampiri nya.
Karena, aku mulai merasakan sepi di kala aku sendiri,
Aku mulai mengharap seorang wanita di kala aku sendiri.
Aku ingin ada seorang yang mencintai ku, dan menyemangati ku di saat lelah ku datang.
Aku pun mulai berfikir akan hidup, ini.
Aku mulai suka berkhayal, untuk menciptakan sebuah keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun