Mohon tunggu...
rakyan bumi
rakyan bumi Mohon Tunggu... -

penggiat pertanian selaras alam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengin jadi ayam

1 Januari 2014   20:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:16 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebuah kisah dari seseorang yang berkhayal dapat menghentikan waktu.

Hari itu merupakan hari yang sangat tidak dia inginkan. Semua orang selalu berfikir bahwa tanaman cinta pasti akan berbunga indah dan berbuah manis. Tetapi harapan tidak selalu sesuai dengan kenyataan, dia yang sangat berharap bisa berkebun di taman kasih dengan segala suka cita mencoba menabur benih rasa.

Bukan sembarang benih yang coba dia tanam tetapi benih yang dilambari segerap pupuk rasa asih dan curahan air hati menjadi pengiringnya. Saya sebagai orang yang sangat mengenal dia hanya berharap apa yang diharapkan akan dapat terujud sesuai pengharapannya. Mungkin bukan cuma saya yang punya doa seperti itu semua orang yang mengenalnya pasti berfikir sama.

Selang berganti benih yang mulai dikecambahkanpun seakan mulai bertunas, kami semua mulai merasa senang. " tinggal nunggu berbunga" itu yang terbersit difikiranku. semua berjalan seperti cerita tentang rasa pada umumnya, dari mulai saling berkomunikasi dan saling memberi perhatian. Kuperhatikan inilah mungkin yang dinamakan surga, hanya ada senyum di bibirnya tidak ada gundah lagi. selamat bung kamu telah mendapatkan kebun hatimu, jaga jangan sampai ada hama atau gulma mengganggunya.

Tidak ada badai, banjir atau bencana alam lainnya, tapi aku ketemu dia sudah berubah hari itu murung binggung dan tidak ada semangat yang aku lihat diwajahnya. Aku tidak berharap ada masalah tentang studinya atau keluarganya. benar ternyata kebunnya rusak, kebunnya menjadi virtual. kemana kebun kemarin.

Aku hanya bisa bertanya apa yang terjadi? dan jawabnya seandainya saya bukan manusia tetapi seekor ayam mungkin ini tidak akan terjadi. aku bertambah bingung apa maksud jawaban itu. dari penjelasannya ada pengharapan besar kalau dimungkinkan kemarin itu berhenti tentu tidak ada sekarang dan kalau dia ayam tentu tidak akan bisa pergi jauh.

Satu tutur seorang manusia yang sangat mengagungkan cinta sehingga lupa bahwa cinta hanya dimiliki manusia. saya hanya bisa berharap dia sadar kalau ayam tidak punya rasa, ayam tidak punya cinta.

Bung ayo bangun jangan terbuai kemarin, karena kemarin sudah tidak ada. ini kehidupan nyata tatap apa yang ada jangan menengok untuk menyesal. Padang Bulan akan kita temui setiap bulanya dan hujan akan dapat kita temuai setiap tahunnya. Sing sabar ojo nglokro.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun