Saat kau berdiri disana dan menatapku, itulah masa pertama kali kita bertemu.
Hanya dengan senyumanmu, mampu membuatku tertarik dan akhirnya mendekatimu. Banyak kecocokan diantara kita, yang akhirnya membuatku nyaman bersamamu. Dan saat itu pula akhirnya aku memberanikan diri untuk mengatakan ku mencintaimu. Banyak kegilaan yang kita alami, sampai membuat kita tak pernah berhenti tertawa lepas. Dirimu, kesederhanaanmu, menjadi sesuatu yang sangat istimewa dalam hidupku. Kita selalu berbicara tentang masa depan, dimana hanya ada aku dan kamu yang akan selalu bersama. Kita berdua satu… Ternyata tak mudah menjalani semuanya, meski senyum mewarnai tapi keberadaan kita yang sulit. Perbedaan itu terlalu besar pada akhirnya, itu yang aku tahu. Aku selalu mencoba menyelamatkan apa yang kita jalani, tak ingin membuat diriku ataupun dirimu terluka. Tapi kita hanya manusia, hanya bisa berencana dan tuhan yang akan mengatur semuanya menjadi benar. Aku selalu memegang janji itu, janji untuk selalu menemanimu. Tak ada satupun yang bisa mengembalikanmu kesisiku dan perpisahan ini adalah harga yang sangat mahal untuk membayar semua kesalahanku Mungkin, aku memang patut menerima ini semua Kini dirimu dan diriku berada disisi yang berbeda Masing – masing dari kita memilih untuk jalan sendiri, dan berat bagiku menerima itu. Aku hanya berharap, dikehidupan yang lain bisa kembali bertemu denganmu. Meskipun akhirnya kau akan tetap pergi dan meninggalkanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H