“kalian pada kenapa sih??? Pokoknya yakin deh nggak bakalan ada apa - apa?? Lagian juga ngapain hari gini percaya hantu??” maki yang dasarnya memang nggak percaya dengan hantu, mencoba meyakinkan teman - temannya untuk nggak takut. “tapi kan disini gelap ki, mana angker pula”. nadia melihat sekeliling, hanya ada pepohonan rimbun dan geduang tua. “dasar cewek, kerjanya parnoan mulu”. “bukannya parno, tapikan kalau denger dari cerita pak dani kayaknya serem banget deh” Maki, nadya, tyo, dan ablen secara bersamaan keluar dari mobil silver yang mereka tumpangi, mereka kembali memperhatikan sekitar gedung kosong yang memang kelihatan agak amburadul. “ini perlengkapannya”, tyo mengangkat ransel yang berisi perlengkapan mereka. “kalian yakin mau main disini??” ablen sebenarnya ragu, tiba - tiba saja dia merasa takut. Sebenarnya semua ini adalah usul maki, untuk memecahkan mitos gaib yang berkembang ditengah – tengah masyarakat banjaran. Dan karena merasa penasaran pula, temen – temennya tidak ingin ketinggalan untuk melewatkan kesempatan langsung membuktikan semua mitos itu meskipun beberapa diantara mereka yang dasarnya memang penakut. “udah kalian nggak usah mikir yang macem – macem, mneding kita masuk kedalam aja langsung aja” Tyo, ablen dan nadya ngekor dari belakang, sementara maki berjalan didepan memasuki gedung itu sambil membawa perlengkapan ritual yang akan mereka lakukan. “tempatnya bener angker y??” nadya bergidik melihat sekeliling gedung tua itu. Ablen memperhatikan secara detail gedung tua yang mereka tempati. “pasti tempat ini sudah lama nggak ditinggalin, liat aja dindingnya yang dipenuhi lumut” “lumayan keren neh klo dipake syuting film horror, Pasti feelnya dapet banget”. seperti biasa obsesi sutradara tyo keluar kalo ngeliat tempat kayak gini. “sstttt… kalian jangan pada rebut..!! ki, tolong buka bungkusan ini. Dan kamu yo, bakar dupanya” Tyo dan maki mengangguk, sedangkan nadya terus saja sembunyi dibelakang maki. Mereka kemudian duduk melingkari mengelilingi kertas putih yang ditengah – tengahnya ada beberapa gambar lingkaran dan kotak – kotak yang membentuk symbol. Maki menjulurkan tanggan menyentuh batuh putih, yang kemudian diikuti teman – temannya yang lain. Maki kemudian komat – kamit membaca sebuah mantra. Tanpa digerakkan, tiba – tiba batu itu bergeser mendekati symbol – symbol tertentu, dan hanya maki yang bisa mengartikannya. “kematian??” Ucapan maki sontak mengagetkan teman - temannya.
Tidak lama setelah itu, secara bergiliran mereka semua melihat siluet putih yang berbentuk dari kepulan asap muncul diubun – ubun masing – masing. Yang di mulai dari nadia, kemudian ablen, berlanjut ke tyo, dan terakhir maki. Dan tiba – tiba saja maki melihat gambaran aneh difikirannya, yang kemudian membuat tubuhnya ambruk tak berdaya. Tyo dan ablen spontan menghentikan apa yang mereka lakukan, kemudian mencoba menolong maki. Bulu kuduk nadia merinding saat melihat semua kejadian itu. “maki kenapa?? Ada apa dengan dy?? Cepat yo, len.. tolong maki.. mending kita pulang aja, ini semua ngggak usah dilanjutin” Nadia panik melihat keadaan itu. Tyo dan ablen membopong tubuh maki, barang – barang yang tadi mereka gunakan tak lagi dihiraukan. ------------------------------------------ Seminggu kemudian.. “sampe detik ini, saya masih penasaran sama yang terjadi sama kamu waktu itu? Emang ada apa sih ki?” Tanya ablen. Maki hanya diam, memang sejak kejadian itu dia banyak berubah. “emang ada apa sih ki sebenarnya?? Kamu ngeliat sesuatu yah??” Ablen kembali bertanya. “saya sendiri nggak ngerti dengan semua yang saya rasain, hanya saja waktu berada disana pak dani sempat bilang kalau dengan melakukan ritual itu kita bisa melihat takdir kita”. “takdir kita??” Ablen semakin bingung dengan penjelasan maki. “iya, dan yang saya lihat adalah kematian” Ablen tersentak, cowok jangkung itu nggak pernah menyangka kalau ternyata masalah yang mereka hadapi seberat ini. “maksud kamu kematian kita gtu??” antara rasa takut dan panik tiba - tiba menyergap perasaan ablen. “saya juga nggak tau len, yang jelas saat batu itu bergerak menunjukkan symbol kematian. Apakah itu ada sangkutannya sama kkita semua, saya juga nggak tau” Secara tiba – tiba terlintas wajah nadya difikiran maki, yang kemudian diikuti dering ponsel ablen. “apa?? Mobil bus yang ditumpangi nadya kecelakaan?? Kamu yakin??" “iya mas, mobilnya masuk ke jurang. Tadi papa ditelpon sama pihak kepolisian, jadi rencananya kita semua mau kesana untuk memastikan keadaan nadya” benny adik nadia mengabarkan hal buruk itu ke ablen. “kalau gitu tunggu sampe saya datang yah” Ablen kembali memasukkan ponselnya dalam saku. “ada apa len??” “mobil yang ditumpangi nadya masuk jurang. Saya pulang duluan yah ki, soalnya kita mo memastikan keadaannya nadia. Nanti perkembangannya saya kabarin” Maki hanya mengangguk, dan ablen berlalu meninggalkannya. ------------------------------------------ Pikiran maki semakin kalut, apa yang dilihatnya malam itu seolah menjadi kenyataan. Tanda yang muncul dimasing – masing orang seakan menjadi tanda urutan dari setiap orang yang akan mengalami celaka. Maki yang ngemendarai mobilnya mencoba untuk tetap kosentrasi, sementara tyo terus saja mendial ponselnya untuk menghubungi ablen. Mereka berdua mencoba untuk menyusul ablen, dan memastikan keadaan nadya. “masih g aktif yah yo??” Tyo hanya mengangguk mengiyakannya. “kamu coba aja terus, kita harus kasih tahu ablen tantang ini semua. Dia harus tahu kalau semua itu adalah takdir kematian kita” Tyo mulai pusing memikirkan semua yang terjadi pada mereka, kematian seolah ada dihadapan mereka. ------------------------------------------ “ablen kemana ben?? Ponselnya kok g pernah akif?” “iy ben, kita harus ketemu sama ablen. Ada hal penting yang harus segera kita sampaikan”. baru kali ini maki merasakan takut yang begitu besar. “saya juga nggak tau kak, semenjak tiba disini ablen hanya focus untuk mencari nadya. Karena dalam kecelakaan itu pihak kepolisian tidak menemmukan jasadnya, hanya tas dan ponsel nadia yang tertinggal disana.” “dia nggak pernah ngasih kabar kalau dia ada dimana?” tyo merasakan ada sesuatu yang ganjil terjadi pada diri ablen, sementara Benny hanya menggeleng menjawab pertanyaa. “yo, bagaimana kalau kita sendiri yang pergi memeriksa tempat kejadian kecelakaan itu?? Sapa tahu ablen masih disana??” Maki berinisiatif masuk kedalam jurang lokasi nadya menglami kecelakaan. “tapi kan hari sudah mau gelap ki??” “kita harus segera mencarinya, jangan sampai ablen menjadi korban berikutnya” ------------------------------------------ Akhirnya maki dan tyo sampai ditempat itu, meskipun pandangan mereka agak samar. Sebenarnya tyo agak ngeri dengan keadaan sekitar tempat itu, tapi dia tetap mencoba untuk memberanikan diri.“len… ablen…. Ablen…” Panggil tyo hampir bersamaan maki. Mereka terus berteriak mencari ablen… saat melihat palang yang ada dipinggir jalan, maki tersentak melihat kalau ternyata tempat mereka berada dekat dengan kampung banjaran. Mereka berdua mencari di tempat yang berlawanan, tyo mencari keberadaan ablen diantara semak – semak belukar sementara maki menuruni rebing yang terjal. Maki medekati bus itu, dan melihat semua barang – barang yang berserakan serta bentuk mobil yang rinsek. “yo.. tyo… kamu dimana yo..” Tyo juga tiba – tiba menghilang, dia kembali naik untuk memastikan keberadaan temennya itu. Tyo tiba – tiba menghilng, dan membuat maki semakin kebingungan. Mungkin nadya, ablen dan tyo telah mengalami sesuatu yang mengerikan… ------------------------------------------ Tidak tau kenapa, tiba – tiba maki seolah dituntun berjalan kesuatu tempat. Fikirannya kosong, jiwanya seolah melayang. Dengan langkah pelan, maki menaiki undukan anak tanggga. Dan kembali berjalan perlahan memasuki sebuah rumah yang lantainya sudah reot. Maki melihat tyo, ablen, dan nadya yang duduk hampir mengelilingi gambar yang pernah mereka bawa untuk melakuka ritual berkomunikasi dengan penunggu gedung itu. Maki duduk diantara temannya, yang kemudian terunduk dengan pikiran kosong. Dalam hitungan detik tubuh maki tergeletak dilantai. Ablen, nadya, dan tyo langsung tersadar. “kita ada dimana?? Dan kenapa kita ada disini??” Nadia bingung dengan keberadaan mereka. “nadia, tyo.. dan maki kenapa?? Ada apa dengan dia??” “maki.. sadar ki.. maki..” Nadia, tyo, dan ablen terus saja mengguncang – guncang tubuh maki. Sesaat kemudian ablen memutuskan untuk membopong maki keluar dari tempat itu, karena dy tau maki telah meninggal. Ternyata apa yang dikatakan pak dani itu benar, barang siapa yang melakukan ritual gaib dirumah itu pasti akan mendapatkan takdirnya dan jiwanya akan tertinggal dibangunan angker itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H