Hal itu di-iya-kan oleh Wisnu Kickstart, seorang arsitek yang juga pemilik Kickstart Apparel, "Bagus buat yang suka hal-hal instan, tapi detailnya kurang, jarinya itu banyak banget yah!" hardik Wisnu mengomentari gambar hasil AI di bawah ini:
Sementara itu, pendapat lain diutarakan oleh Tiyonvector, seniman visual serba bisa asal Pacitan, "Ada hal yang tak bisa dilakukan robot, dan ada yang tak bisa dilakukan manusia. AI akan memanusiakan manusia dengan kekurangannya, dan manusia akan menemukan fitrah manusianya dengan akalnya, slow ajah," pungkasnya.
Di antara para seniman visual tersebut, AI memang masih menjadi produk teknologi yang tabu. Karena memang instan dan secara detail, masih jauh dari kesempurnaan sebuah nilai Seni.Â
Lantas, seperti apa sih visual yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan AI tersebut?
Bagi orang awam, kehadiran visual yang dihasilkan AI, boleh jadi menjadi sebuah kejutan. Tapi, bagi kalangan seniman visual, mungkin teknologi AI ini hanya sebuah "mainan" imajinatif belaka, karena tidak ada proses berkarya secara nyata di dalamnya.
Namun demikian, jika data base yang menjadi sumber AI semakin banyak, tidak menutup kemungkinan visual yang dihasilkan AI akan menjadi sempurna sebagai visual berkelas, meski bukan sebuah karya seni dari proses berkesenian seorang seniman.
Nah! Soal AI ini, tentu tidak serta-merta dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat dunia, khususnya mereka para seniman visual yang sangat memegang teguh proses berkesenian. Selain itu, AI juga masih memiliki banyak kekurangan untuk dinyatakan sebagai sebuah produk seni yang memiliki value.
Tapi, eh tapi, akan lain halnya jika kita bertanya pada seniman digital yang sudah terbiasa "bermain" di dunia blockchain seperti para NFT Artist. Besok-besok, kita coba gali opini dari mereka ya...
Oiya, berikut ini merupakan contoh-contoh visual AI dengan berbagai macam perintah teks (command/prompt) yang telah diinput pada channel Midjourney di forum Discord: