Pendidikan harusnya merupakan alat eskalasi peradaban. Ia adalah faktor penunjang utama untuk mengumpulkan data dan informasi sehingga ketika menghadapi masalah dapat segera ditemukan solusinya. Maka, utamanya dari proses pendidikan adalah membuat manusia dapat menjadi aktor yang dapat memecahkan masalah baik dalam skala individu maupun kehidupan bersama seluruh dunia.
Sayangnya, pemahaman umum tentang pendidikan bukan lagi tentang bagaimana kita menaikkan kualitas peradaban manusia yang berbasis pengetahuan melainkan bagaimana kita mendapatkan pekerjaan. Pendidikan sudah direduksi menjadi sekolah, sekolah direduksi menjadi tempat mencari pekerjaan. Oleh karenanya jurusan yang paling dibutuhkan di dunia kerja adalah jurusan favorit calon peserta didik maupun orang tuanya.Â
Sekian lama Indonesia menggunakan metode belajar andragogi dan pedagogi yang cenderung proses belajarnya satu arah. Kita bisa lihat efektifitas proses belajar menggunakan kedua metode tersebut, cukup bisa diandalkan dengan tantangan dunia yang baru atau tidak? Ada baiknya kita sama-sama mengkaji dan mendalami metode pembelajaran heutagogi dimana anak-anak menjadi pusat dari proses belajar itu sendiri. Anak-anak betul-betul terlibat pada proses belajar mereka sendiri.
Lihat lah gambar piramida yang menunjukkan hierarki efektifitas belajar. Proses belajar mengajar model kelas yang satu arah adalah proses yang hanya mencapai rata-rata 5% dari pemahaman siswanya. Misalnya anak Anda sekolah 12 tahun dari SD sampai SMA maka jumlah waktu belajar efektifnya hanya mencapai 7,2 bulan.Â
Membaca, menonton video, dan mendemonstrasikan adalah poin-poin yang lebih efektif di atas proses pembelajaran kelas. Metode heutagogi bisa menjadi alternatif solusi yang melibatkan anak secara langsung dalam proses belajar yang ia lakukan. Pendampingnya baik guru maupun fasilitator hanya teman berpikir atau teman yang memberi fasilitas anak untuk mencapai apa yang dia butuhkan. Salah satu caranya adalah dengan memberinya masalah.
Naluri dasar manusia, jika sedang ada masalah pasti ingin menyelesaikannya. Gunakan naluri dasar itu untuk menumbuhkan kebiasaan belajar sedari dini dan membentuk cara berpikir yang baik dan mampu dipertanggungjawabkan.Â
Kembali ke Piramida Pembelajaran, cara dengan metode belajar kelas yang cenderung pasif dianggap sebagai cara tradisional yang serapan pemahamannya rendah. Padahal ada cara modern seperti diskusi dalam grup, praktek, atau mengajar. Efektifitas belajar tertinggi adalah mengajar, sebab dengan mengajar pasti anak-anak menjadi belajar.
Penting adanya untuk anak-anak dikenalkan dengan dirinya sendiri agar ia tahu apa minatnya dan dimana keterbatasannya. Anda bisa baca di sini untuk langkah mudah mengenali diri. Bagi Anda yang sedang dalam tahap mencari pekerjaan, barangkali ulasan saya akan membantu Anda memperoleh pekerjaan, klik disini.
Selanjutnya, sebagai orang tua apakah bisa kita mengharap sekolah atau institusi pendidikan berubah sesuai zaman? Apakah Anda tidak ingin turut mendampingi minat dan bakat anak Anda agar tumbuh dan berkembang serta untuk menjadi pribadi yang tangguh dan mampu memecahkan masalahnya di masa mendatang? Apakah Anda rela melepaskan momen tumbuhnya anak Anda hanya karena anak Anda sudah bersekolah di sekolah favorit?
Pendidikan adalah tugas kita semua, utamanya adalah tugas orang-orang dirumah. Orang tua adalah institusi pendidikan sepanjang masa anak-anak sehingga mereka bertanggung jawab penuh akan kemana hidup anak-anaknya kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H