Seseorang yang berada dalam posisi sama dengan tanggung jawab yang tidak berubah dalam durasi waktu yang cukup panjang akan menimbulkan kejenuhan.
Hal positif yang ingin dicapai dengan program mutasi adalah motivasi yang terus meningkat dengan adanya semangat pegawai menghadapi hal baru.Â
Suatu keadaan yang membutuhkan pengetahuan dan kemampuan lain untuk dipelajari, akan menimbulkan rasa yang berbeda dan semangat menyelesaikan tantangan.
Namun untuk definisi 'perubahan periodik', apakah sudah menjadi budaya semua organisasi untuk menerapkan kepada para pegawainya? Jawabannya adalah belum tentu.
Terlebih untuk instansi pemerintah, organisasi yang tidak berorientasi kepada keuntungan tetapi kinerja. Dengan tujuan utama adalah pelayanan, maka yang dikejar adalah kinerja yang terjaga demi kepuasan pihak-pihak yang dilayani.
Dampak dari tujuan organisasi yang seperti itu, akan membawa pemikiran bahwa semua orang harus berlomba meningkatkan atau minimal mempertahankan kinerja yang telah terjaga selama ini agar dinilai memuaskan.
Apa yang kemudian terjadi? Atasan takut mendapatkan penilaian minus di kantor. Dengan berbagai indikator kinerja yang telah ditetapkan, mereka harus berusaha mencapai nilai tinggi agar tetap mendapat penilaian bagus.
Bagaimana dengan anak buah? Sama saja, mereka juga harus terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan kantor yang terus berkembang menyesuaikan kondisi demi melayani masyarakat.
Hal yang menjadi masalah adalah ketika seorang pegawai yang dianggap memiliki kemampuan dan kecakapan lebih, menjadi tumpuan di suatu bagian dan seolah tidak tergantikan.Â
Kepandaiannya menyelesaikan semua tugas menjadi rekam jejak yang akhirnya turun temurun diwariskan kepada siapapun yang menjadi atasannya.