good looking sudah menjadi bagian dari kosakata kita sehari-hari. Dikutip dari situs Merriam Webster, good looking artinya menggambarkan seseorang yang memiliki penampilan menarik, enak dipandang, tampan, ataupun cantik. Â
IstilahDari definisi penampilan menarik dan enak dipandang, good looking lebih dinilai dari tampilan secara visual. Walaupun standar cantik atau tampan itu subjektif, namun kriteria nya boleh dibilang sama. Badan proporsional, kulit putih bersih, wajah yang mendekati sempurna dengan garis muka yang tegas.Â
Dalam era digitalisasi dan perkembangan dunia media sosial yang sudah menguasai kehidupan kita sekarang, good looking juga menjadi kiblat orang untuk aktualisasi diri. Standar orang yang disukai dan menjadi perhatian adalah orang yang good looking.
Bagaimana bisa kita menghindari parade orang-orang tampan dan cantik yang setiap saat menjadi icon jualan berbagai macam barang. Sudah jamak di dunia marketing sekarang mengeluarkan biaya yang tidak sedikit membayar para influencer untuk mempromosikan produknya.
Mereka yang di dunia media sosial kita sebut dengan selebgram atau influencer, memberi pengaruh yang tidak kecil pada tingkat penjualan. Dengan berbekal badan dan wajah yang nyaris sempurna, mereka mendapat timbal balik penghasilan yang cukup menggiurkan.
Ketertarikan orang pada tampilan fisik para selebgram bisa dilihat dari meningkatnya penjualan produk skincare akhir-akhir ini. Banyak sekali merk skincare yang tiba-tiba muncul. Dengan harga yang ramah untuk satu paket perawatan wajah, orang berharap mendapatkan hasil instan agar good looking.
Ya karena stigma masyarakat sudah terlanjur seperti itu. Cantik itu putih. Jadi masalah keamanan bahan baku skincare sering tidak diperhatikan. Bahkan hasil yang instan menjadi dambaan.
Mengapa orang bersikeras berusaha menjadi good looking? Karena di kalangan masyarakat kita menyodorkan realita tentang keadaan fisik seseorang sering dianggap biasa. Masih sangat sedikit yang memahami bahwa mengomentari fisik dan tampilan seseorang termasuk ke dalam kategori bullying verbal.
Bentuk badan gemuk atau kurus, tinggi atau pendeknya seseorang, warna kulit hitam, sawo matang, kuning langsat atau putih, dan wajah yang bersih atau berjerawat, menjadi bahan obrolan yang biasa. Kita tidak tahu, bagaimana masing-masing orang berjuang dalam pergolakan batinnya untuk bisa menerima keadaan dirinya sendiri.
Kondisi mental semua orang tidak sama. Kita tidak bisa mencap seseorang 'cengeng' karena merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya yang gemuk. Kita tidak bisa menganggap orang lemah karena rendah diri dengan badannya yang pendek. Atau kita tidak bisa mengatakan seseorang rewel karena berusaha keras memiliki kulit yang lebih putih.
Edukasi tentang bullying belum menjadi sesuatu yang penting di kalangan masyarakat kita. Kejadian bullying bisa kita temui di semua kalangan, di segala umur. Di sekolah, kampus, lingkungan kerja atau di pergaulan rumah.